kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Rilis Produk Deposito, Bank Jago Syariah Bakal Kian Ekspansif Salurkan Pembiayaan


Rabu, 08 Februari 2023 / 16:33 WIB
Rilis Produk Deposito, Bank Jago Syariah Bakal Kian Ekspansif Salurkan Pembiayaan
ILUSTRASI. Head of Sharia Business Bank Jago, Waasi B. Sumintardja saat peluncuran deposito syariah di Jakarta, Kamis (2/2).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) terus memperkuat bisnis unit usaha syariah (UUS) perusahaan. Bank ini siap memacu pembiayaan syariah seiring dengan penguatan produk pendanaan yang sudah dilakukan.

UUS Bank Jago telah merilis produk terbarunya yakni deposito syariah menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah sebagai langkah meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Pendanaan ini tentu akan menjadi modal unit syariah ini untuk menyalurkan pembiayaan.

Dalam setahun saja yakni sejak diluncurkan pada September 2021 hingga September 2022, UUS Bank Jago telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,26 triliun

Untuk membiayai ekspansi pembiayaan tersebut, Jago Syariah mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun melalui aplikasi Jago Syariah. Total DPK hingga akhir September 2022 mencapai Rp 998,64 miliar, tumbuh 37 kali lipat dibandingkan September 2021 yang tercatat Rp 26,4 miliar. Sebagian pembiayaan juga mengandalkan modal dari induknya.

Produk deposito baru itu melengkapi produk tabungan yang sudah diluncurkan dengan akad Wadiah atau titipan.

Baca Juga: Laju Kenaikan Fed Rate Melambat, Saham Bank Jago (ARTO) Menguat, Ini Kata Analis

Head of Sharia Business Bank Jago Waasi B. Sumintardja, mengungkapkan hasil survei Jago Syariah menyatakan sebanyak 67% nasabah Bank Jago Syariah menabung untuk dana darurat, 57% untuk pendidikan anak dan 43% untuk dana pensiun.

“Dari survei ini Jago Syariah menyadari tingginya kebutuhan nasabah akan produk simpanan berjangka dengan imbal hasil yang lebih baik, mudah dijangkau, diakses dan bisa dipantau setiap waktu,” ujar Waasi di Jakarta baru-baru ini.

Berbeda dengan deposito bank konvensional, deposito Jago Syariah bisa dicairkan kapan saja tanpa terkena biaya penalti. Proses pembuatan deposito juga sangat mudah, hanya lewat Aplikasi Jago Syariah dan membutuhkan waktu hanya hitungan menit.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menilai upaya Bank Jago Syariah dalam menggenjot DPK lewat peluncuran produk baru itu adalah bahwa bank akan lebih ekspansif melakukan pembiayaan.

Ia bilang, bank adalah lembaga intermediasi yang mempertemukan pemilik dana dengan debitur yang membutuhkan pembiayaan. "Sehingga kalau ada bank yang berupaya lebih agresif mengumpulkan DPK, itu salah satu sinyal kuat dari agenda ekspansi pembiayaan,” kata Piter,Rabu (8/2).

 

Menurutnya, Deposito Jago Syariah menarik karena menawarkan fleksibilitas. Nasabah bisa buka dan mencairkan deposito hanya melalui aplikasi. Bebas penalti dan bisa dari minimal Rp 1 juta.

Dia menilai bahwa Jago Syariah memahami kebutuhan anak muda yang mulai sadar keuangan. Apalagi Jago Syariah memiliki aplikasi digital yang terkoneksi ke ekosistem digital, sehingga melalui deposito yang diluncurkan bisa efektif meningkatkan DPK.

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen akan mendorong penguatan industri perbankan syariah. Regulator ini akan menyiapkan berbagai kebijakan untuk memperbaiki performa bank syariah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, meski kinerja perbankan syariah cukup stabil dalam menghadapi krisis namun masih perlu adanya akselerasi sebagai alternatif sistem keuangan.

"OJK melihat perlu ada akselerasi sebetulnya untuk perkembangan perbankan syariah di Indonesia apa yang disebut alternatif sistem keuangan yang bisa dipilih oleh masyarakat Indonesia," ujar Dian.

Baca Juga: Bank Jago Luncurkan Deposito Syariah, Fitur Masih Akan Dikembangkan

Ia menyebutkan pangsa pasar aset bank syariah masih sekitar 6% dari total aset seluruh perbankan di Indonesia. Hal ini tentu tidak cukup untuk menjadikan bank syariah sebagai alternatif sehingga perlu ada upaya percepatan penguatan.

OJK saat ini tengah merumuskan dan merevisi kebijakan-kebijakan mengenai pengembangan serta pasar perbankan syariah. Dia bilang, pihaknya akan mereview pendekakatan yang dilakukan selama ini dan merumuskan strategi yang akan diambil selanjutnya.

"Kita akan mengkaji apakah kebijakan mengenai spin-off perlu dilakukan dalam waktu yang cepat. Selain itu, konsolidasi terhadap bank syariah ini juga merupakan upaya dari OJK kedepannya untuk memperkuat struktur  perbankan syariah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×