Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas |
JAKARTA. PT Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, baru saja mendapatkan pinjaman pendanaan sebesar US$ 145 juta atau senilai
Rp 1,3 triliun. Kredit ini merupakan pinjaman club deal yang berasal dari delapan bank lokal dan asing.
Kendati begitu, dana ini belum memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan multifinance yang melayani kredit alat berat . Perusahaan masih membutuhkan dana sebesar Rp 2,5 triliun.
Asal tahu saja, pinjaman club deal merupakan kredit sindikasi ke satu pihak yang berasal dari sejumlah bank. Bagi SAN Finance, pinjaman seperti ini merupakan ketiga kalinya dari kelompok bank yang sama. Yang pertama terjadi pada tahun 2008, senilai US$ 50 juta dan kedua sebesar US$ 45 juta tahun 2009.
Yang ketiga ini baru saja ditandatangani pada 24 Februari 2011, kemarin, di Singapura. Kedelapan bank tersebut adalah Mizuho Corp Bank Singapore, NATIXIS, OCBC Corp Ltd., Bank Mandiri Singapore Branch, Bank Ekonomi Raharja, HSBC Jakarta Branch, Bank Danamon Indonesia dan ANZ Panin Bank.
Bank-bank lokal menyumbang US$ 85 juta, sedangkan bank-bank asing sebesar US$ 60 juta. Pinjaman tersebut bertenor selama tiga tahun. Sayang, pihak SAN Finance enggan membeberkan tingkat suku bunga. "Itu confidential, tapi cukup menarik," kata Presiden Direktur SAN Finance, Susilo Sudjono, Senin (28/2).
SAN Finance sengaja meminjam dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS) untuk menyesuaikan kebutuhan pembiayaan. Tahun lalu, pembiayaan dalam mata uang dollar AS mencapai 30% dan selebihnya dari rupiah.
Rencananya, SAN Finance akan menggunakan pinjaman itu untuk mendukung ekspansi pembiayaan tahun ini. Ia menargetkan, pembiayaan mencapai Rp 3,6 triliun, tumbuh sekitar 16% dari pencapaian tahun 2010.
Dengan target itu, SAN Finance masih kekurangan dana Rp 2,3 triliun. Namun, manajemen membulatkan menjadi Rp 2,5 triliun. "Berjaga-jaga bila permintaan pasar tinggi, karena pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 6,4% bakal meningkatkan pertumbuhan sektor komoditas, sehingga permintaan alat berat semakin ramai," jelas Susilo.
Pencarian dana tambahan itu baru akan mulai pada Juni nanti. Namun, belum ada kepastian jalur yang akan digunakan. Selain pinjaman dari bank lokal dan asing, bisa juga menerbitkan surat utang atau obligasi. "Atau ketiganya dipakai," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News