kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor pariwisata dan UKM jadi pemberat NPF Mandiri Tunas Finance per April 2020


Senin, 08 Juni 2020 / 18:57 WIB
Sektor pariwisata dan UKM jadi pemberat NPF Mandiri Tunas Finance per April 2020
ILUSTRASI. Costumer Service Mandiri Tunas Finance (MTF) melayani nasabah di MTF Costumer Executive Lounge, Jakarta, Senin (13/4).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis industri multifinace semakin tertekan Covid-19, lemahnya nadi perekonomian telah menghambat permintaan pembiayaan. Di sisi lain, pembiayaan bermasalah makin meningkat akibat penurunan kemampuan debitur membayar cicilan.

PT Mandiri Tunas Finance misalnya mencatatkan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing di level 1,33% hingga April 2020. Nilai itu naik 32 basis poin dibandingkan NPF April 2019 pada posisi 1,01%.

Baca Juga: Ini sektor yang jadi tumpuan kredit Bank Mandiri (BMRI) di tengah pandemi corona

Direktur Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo bilang pembiayaan bermasalah utamanya berasal dari segmen terkait Pariwisata dan Segmen Pengusaha Kecilatau UMKM. Ia menyebut restrukturisasi mampu menekan laju kenaikan NPF.

“Kami targetkan maksimal NPF di akhir 2020 sebesar 1,55%. Strategi MTF saat ini membuat tim TaskForce yang selama ini di-handle external collection. Kami manfaatkan team Sales MTF menjadi team TaskForce untuk menagih dan memonitor customer. Sebanyak 50% team Sales kami dorong untuk penanganan NPF,” ujar Harjanto kepada Kontan.co.id pada Senin (8/6).

Adapun hingga Mei 2020 restrukturisasi yang disalurkan kepada nasabah yang terverifikasi mencapai Rp 9,4 triliun. Jumlah kendaraan yang diajukan mencapai 72.067 unit, sedangkan yang memenuhi persyaratan hanya 63.549 unit.

Ia mengaku, restrukturisasi akan menolong NPF hingga enam bulan mendatang sejak Maret maupun Mei 2020. Pada Juni ini, anak perusahaan PT Bank Mandiri Tbk ini akan mulai menyesuaikan skema relaksasi dengan kondisi nasabah sehingga bakal ada restrukturisasi tiga bulan atau enam bulan.

Baca Juga: Kapan gaji karyawan swasta dipangkas 2,5% untuk Tapera?

“Restrukturisasi akan kami evaluasi terus, disesuaikan degan kondisi perekonomian. Sebab setelah periode restrukturisasi masih ada potensi gagal bayar, jadi ada risiko di sana,” jelas Harjanto.

MTF sendiri mencatatkan penurunan pembiayaan Rp 7,8 triliun hingga April 2020. Nilai itu turun sebesar 17,89% year on year (yoy) dari pencapaian April 2019 senilai Rp 9,5 triliun. “Pembiayaan di bulan April 2020 saja senilai Rp 564 miliar. Sedangkan pembiayaan pada bulan April 2019 saja sebanyak Rp 2,1 triliun,” pungkas Harjanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×