kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selama pandemi, Pegadaian mencatatkan total tabungan emas hingga 7 ton


Kamis, 02 Desember 2021 / 20:32 WIB
Selama pandemi, Pegadaian mencatatkan total tabungan emas hingga 7 ton
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang Pegadaian.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian mencatatkan total tabungan emas hingga saat ini mencapai 7 ton, dengan jumlah emas yang dijualbelikan naik sebesar 20% selama pandemi covid-19.

"Itu menurut saya jumlah yang cukup signifikan terutama dengan lebih dari 18 juta nasabah yang memang 90% dari nasabah merupakan investor pemula yang membeli dalam jumlah yang sangat kecil," kata Direktur Teknologi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono saat konferensi pers virtual, Kamis (2/12).

Teguh menyebut, selama pandemi memang minat investasi emas cukup besar. Hal tersebut berkat kenaikan jumlah nasabah baru sebesar 25% dan jumlah emas yang dijualbelikan naik 20%.

Dalam mengoptimalkan tabungan emas, perusahaan pun terus melakukan kolaborasi dengan sejumlah partner seperti baru baru ini, Pegadaian menggandeng Traveloka dalam meluncurkan produk investasi "Tabungan Emas Pegadaian di Traveloka".

Senior Vice President Divisi Produk Emas PT Pegadaian, Luh Putu Andarini mengatakan, kemitraan dengan Traveloka membantu Pegadaian dalam meningkatkan daya saing melalui transformasi digital. Kolaborasi ini sejalan dengan fokus perusahaan untuk memperluas akses layanan digital investasi emas yang terpercaya kepada masyarakat dan khususnya kalangan generasi milenial.

"Kami melihat tren positif untuk menabung emas secara digital karena kemudahan akses serta keamanan yang diberikan," ujar Luh Putu.

Baca Juga: Pegadaian gandeng Bareksa luncurkan tabungan emas online

Pegadaian juga melakukan kolaborasi dengan Bareksa dalam memperkuat layanan investasi online Bareksa dengan menghadirkan fitur BareksaEmas sehingga nasabah Bareksa dapat memiliki berbagai pilihan produk investasi secara terintegrasi, selain reksadana dan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel.

Dengan menggandeng Bareksa, Teguh berharap akan banyak investor-investor yang serius untuk melakukan investasi emas di Pegadaian. Hal ini dikarenakan profil investor Bareksa rerata adalah investor matang yang memahami investasi itu sendiri, bukan hanya sebagai spekulan.

"Pegadaian selalu menjual emas fisik sesuai dengan saldo inventori yang diwajibkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jadi kalau tidak mencukupi saldo nggak bisa jual emas. Saya kira ini memberikan rasa aman untuk investor, karena dijamin emasnya itu ada, disimpan dan diasuransikan," tutur Teguh.

Teguh menambahkan, visinya ke depan, Pegadaian juga sedang menggali untuk menjadi bullion bank atau bank emas pertama di Indonesia. Apalagi, Pegadaian juga sudah memiliki bisnis tabungan emas.

Teguh pun mengungkapkan, sampai dengan saat ini Pegadaian sudah melakukan kajian sebagai bagian dari working group kajian bullion bank yang dikoordinir Kemenko Perekonomian dan Kemenkeu, juga OJK. 

"Selama ini kalau investor menyimpan emas hanya mendapatkan capital gain. Dengan adanya bullion bank kita bisa memberikan return kepada customer arahnya ke deposito emas, sekarang masih dalam proses yang cukup panjang untuk perizinan," terang Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×