kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.577.000   13.000   0,83%
  • USD/IDR 16.375   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.108   27,96   0,39%
  • KOMPAS100 1.052   -1,07   -0,10%
  • LQ45 828   0,75   0,09%
  • ISSI 212   -0,75   -0,35%
  • IDX30 426   0,83   0,19%
  • IDXHIDIV20 509   1,31   0,26%
  • IDX80 120   -0,25   -0,21%
  • IDXV30 124   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   0,01   0,01%

Siap-siap Raih Cuan dari Dividen Bank, Mana yang Paling Menguntungkan?


Kamis, 16 Januari 2025 / 19:38 WIB
Siap-siap Raih Cuan dari Dividen Bank, Mana yang Paling Menguntungkan?
ILUSTRASI. Emiten bank menjadi salah satu yang terbilang cukup loyal membagikan dividen bagi pemegang sahamnya.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo

KONTAN,CO.ID - JAKARTA. Pembagian dividen menjadi agenda tahunan yang kerap dinantikan para pemegang saham. Emiten bank menjadi salah satu yang terbilang cukup loyal membagikan dividen bagi pemegang sahamnya.

Secara historis, bank-bank big caps acap kali memberikan dividen dengan rasio di atas 50%. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih tercatat sebagai bank yang memiliki rasio dividen tertinggi di kisaran 80% dalam tiga tahun terakhir.

Meski demikian, bukan berarti bank lainnya tak berusaha untuk meningkatkan rasio dividen yang mereka berikan. Contohnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang dalam tiga tahun terakhir konsisten meningkatkan rasio dividennya.

Terbaru, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar membuka peluang untuk kembali menaikkan rasio dividen dari tahun buku 2024. Ia berencana untuk menaikkan rasio dividen mereka bisa mencapai 60%.

Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten Berdividen Tinggi di Tahun 2025

“Justru saya berpikir rencana akan menaikkan sedikit lagi dari 50%, mungkin sekitar 55% sampai 60%,” ujar Royke, Rabu (15/1).

Namun, ia mengingatkan bahwa keputusan tersebut belum bersifat final. Di mana, pembagian dividen tentunya perlu mendapatkan persetujuan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Lebih lanjut, Royke juga menjelaskan bahwa keputusan terkait dividen ini tentunya juga perlu memperhatikan kondisi permodalan di BNI sendiri. Ia melihat saat ini kondisi permodalan yang dimiliki BNI cukup untuk beberapa tahun ke depan.

“Makanya nanti kita akan lihat kemampuan sampai lima tahun depan, aku rasa kami naikin dividen sedikit juga masih tidak ada isu,” tambahnya.

Sementara itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F. Haryn bilang pihaknya juga selalu mengkaji rasio dividen yang mereka berikan.

Di mana, pihaknya menjaga keseimbangan antara posisi permodalan yang kokoh, pengembangan bisnis bank maupun entitas anak termasuk pemutakhiran standar dan teknologi keamanan.

Sama halnya dengan BNI, BCA juga tercatat selalu menaikkan rasio dividen yang mereka berikan. Pada tahun buku 2023, BCA memiliki rasio dividen sekitar 68.4% dan di tahun sebelumnya memberikan rasio dividen mencapai 62%.

“Kami memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham,” ujarnya.

Baca Juga: Pasar Bergejolak, Saham Berdividen Tinggi Bisa Jadi Pilihan Investor

Hera menambahkan bahwa untuk tahun buku 2024, pihaknya juga telah melaksanakan pembagian dividen interim tunai sebesar Rp 50 per saham. Nilai tersebut meningkat 18% dibandingkan dividen interim yang dibayarkan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.

CEO Edvisor Praska Putrantyo berpendapat dengan melihat dari kinerja perbankan di tahun 2024, emiten perbankan masih tetap menjanjikan untuk pembagian dividen. Alasannya, rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas yang masih cukup baik serta secara historis juga membagikan dividend yield yang tinggi.

“Mengoleksi saham perbankan dengan track record dividen tinggi di harga bawah sangat atraktif untuk sekarang,” ujar Praska, Kamis (16/1).

Ia menyebutkan bank-bank yang dapat dipantau untuk koleksi dividen saat ini adalah BRI, BNI dan CIMB Niaga. Dengan penutupan harga per 15 Januari, rata-rata dividend yield secara 2 tahun untuk tiga bank tersebut ada di kisaran 6%.

“Analisa valuasinya juga masih dibilang relatif murah,” tambahnya.

Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan melihat dengan pertumbuhan yang stabil, ada kemungkinan rasio dividen perbankan tidak akan mengalami perubahan signifikan. Namun, ia bilang tidak menutup kemungkinan untuk meningkat  agar menjaga daya tarik investor di tengah kondisi pasar yang melemah.

Ia berpendapat BRI dan Bank Mandiri masih akan menjaga rasio dividen di kisaran yang sama seperti tahun lalu, di mana nilai dividen yield sudah cukup besar. Selain itu, BNI ada potensi meningkat melihat pertumbuhan laba beberapa tahun ke belakang.

Sependapat dengan Praska, Ekky bilang valuasi saham perbankan saat ini memang terbilang menarik setelah koreksi. Menurutnya, dividen dapat menjadi daya tarik tambahan yang memberikan keuntungan kepada investor, terutama jika tren penurunan sektor perbankan masih berlanjut. 

“Dividen ini juga berfungsi sebagai bentuk mitigasi risiko, memberikan imbal hasil pasif yang dapat sedikit meredakan kekhawatiran pasar terhadap penurunan harga saham,” ujar Ekky.

Baca Juga: Mulai Cicil Beli Ketika Investor Asing Jual Saham Bank

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Adityo Nugroho bilang untuk saham-saham perbankan sendiri, terutama KBMI 4, saat ini memiliki dividen yield yang atraktif. Ditambah, jika ketika pembagian dividen, harga sahamnya masih tertekan.

Di sisi lain, Adit tidak yakin jika pembagian dividen bisa menjadi sentimen yang signifikan untuk meningkatkan harga saham perbankan. Apalagi, kalau pengumuman dividen dilakukan ketika arus keluar dana asing masih deras.

“Itu sepertinya tidak banyak mempengaruhi, contohnya pas dividen interim BRI kemarin tidak bisa bantu topang harga sahamnya,” ujar Adit.

Selanjutnya: Perluas Pasar Motor Listrik, United E-Motor Buka Showroom Baru di Jakarta Selatan

Menarik Dibaca: Susu dan 4 Minuman Penyebab Jerawat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Berlebihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×