Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melihat transformasi digital di industri perbankan termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD), bisa dijadikan pemicu bagi kebangkitan BPD. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan transfromasi digital bosa memberi kontribusi untuk pemerataan ekonomi daerah yang berkesinambungan.
Namun demikian, keamanan digital wajib menjadi perhatian demi melindungi nasabah. Kata Purbaya, dengan hadirnya layanan digital keuangan saat ini, sudah seharusnya menjadi pemicu bagi BPD untuk lebih bangkit dan melihatnya sebagai peluang.
"BPD yang dimiliki pemda diharapkan dapat lebih mendukung perekonomian daerah masing-masing, salah satunya adalah dengan implementasi transaksi digital non tunai,” ujarnya melalui keterangan tertulis pada Kamis (23/9).
Ia melanjutkan, digitalisasi memang tren yang baik namun, industri perbankan tidak boleh terlena dan terus menjaga keamanan transaksi nasabah, dengan manajemen risiko yang kuat untuk melindungi nasabah dari risiko pemanfaatan teknologi.
“LPS memiliki pengalaman dalam meningkatkan keamanan digital, dan kami pun siap untuk berbagi pengalaman kami. Selain itu BPD juga perlu untuk mempersiapkan SDM yang unggul dan melek digital,” kata Purbaya.
Baca Juga: Sejumlah BPD berencana perkuat permodalan
Menurutnya, sebagai bagian dari otoritas keuangan, LPS hadir untuk memperkuat kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan. LPS secara intensif akan terus melakukan komunikasi publik yang efektif tentang skema penjaminan simpanan, terlebih di era digital seperti sekarang.
Berdasarkan data LPS, tiering dan nominal yang dijamin oleh LPS, total simpanan BPD pada Agustus 2021 mencapai sekitar Rp 655 triliun. Tiering simpanan dengan saldo Rp 100 juta-Rp 200 juta naik paling tinggi sebesar Rp 3,38 triliun. Dari total simpanan BPD tersebut, total simpanan yang dijamin LPS sebesar Rp 293,22 triliun atau naik sebesar Rp 14,46 triliun.
Adapun distribusi di Pulau Jawa, simpanan BPD tertinggi adalah BPD Jabar sebesar Rp 110,23 triliun, serta jika dilihat total DPK sebagian besar masih lebih besar di Pulau Jawa sebesar 78,3%. Sedangkan, di luar Pulau Jawa, yang terbesar adalah BPD Sumut dengan total simpanan tertinggi sebesar Rp 31,72 triliun.
“Jadi jika dilihat antara BPD Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, masih belum merata, tapi kami yakin dengan semakin bertumbuhnya ekonomi di luar Pulau Jawa kontribusi BPD luar Pulau Jawa akan semakin besar lagi,” ujar Purbaya.
Melihat hal tersebut, ia mengimbau agar peran pemerintah daerah lebih aktif lagi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerahnya dan pusat akan terus mendukung untuk menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Ia juga berharap layanan BPD di luar pulau Jawa untuk lebih ditingkatkan sehingga kualitasnya sama dengan BPD di Pulau Jawa atau bahkan melebihi.
Purbaya menambahkan, BPD juga bisa memanfaatkan peluang munculnya teknologi baru yang kini mulai terbuka lebar. BPD di luar Pulau Jawa juga bisa meningkatkan dana-dana dari korporasi untuk membantu bisnis di daerah agar lebih maju.
Selanjutnya: Tak mau kalah, BPD juga tengah menggenjot pengembangan digitalisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News