Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Andri Indradie
JAKARTA. Investasi jor-joran yang dilakukan masih menekan perolehan laba PT Sun Life Financial Indonesia. Tengok saja, perusahaan asuransi jiwa yang berbasis di Kanada ini kembali mencetak kerugian sebesar Rp 129,7 miliar pada akhir tahun lalu. Padahal, perseroan masih membukukan laba bersih Rp 135,2 miliar pada tahun 2013 silam.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, jumlah bebannya tercatat melampaui jumlah pendapatan. Jumlah beban perseroan mencapai Rp 1,73 triliun, sedangkan jumlah pendapatan hanya sebesar Rp 1,60 triliun.
Jumlah beban klaim dan manfaat mendominasi sebesar Rp 1,23 triliun. Angka ini bertumbuh 32% ketimbang tahun sebelumnya. Jumlah biaya akuisisi naik 19,5% menjadi Rp 211,2 miliar, diikuti oleh beban pemasaran Rp 16,9 miliar dan beban umum Rp 199,3 miliar. Secara keseluruhan, beban perseroan tercatat naik 42,1%.
Sementara, jumlah pendapatan perseroan hanya meningkat 18,3%, yakni dari Rp 1,35 triliun pada akhir 2013 silam menjadi Rp 1,60 triliun. Pendapatan premi bersih mendominasi sebesar Rp 825,9 miliar, diikuti oleh hasil investasi sebesar Rp 724 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 56,7 miliar.
Sebelumnya, Shierly Ge, Head of Marketing Sun Life mengatakan, penurunan laba yang cukup dalam lantaran investasi yang dilakukan perseroan dalam mengembangkan kanal distribusi keagenan. Perseroan menginvestasikan dana 40 juta dollar Kanada atau setara Rp 430 miliar untuk menopang bisnisnya di Indonesia.
Investasi itu akan dilakukan secara bertahap tiga tahun ke depan, terhitung sejak tahun 2014. Sepertiga dari biaya investasi telah dicairkan untuk menambah jumlah tenaga pemasar mereka menjadi dua kali lipat atau menjadi sebanyak 15.000 agen. Ini sesuai dengan rencana bisnis perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News