Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Krisis keuangan tak menghalangi PT Bank Mega Syariah meraih untung. Sepanjang paruh pertama tahun ini, Bank Mega Syariah meraih laba Rp 27,13 miliar.
Pencapaian laba ini tentu saja menggembirakan manajemen Bank Mega Syariah. Maklum, baru patuh pertama, laba mereka sudah melebihi target yang mereka patok untuk sepanjang 2009, yakni Rp 24,307 miliar.
Tapi manajemen Bank Mega Syariah tak mau ongkang-ongkang kaki. Mereka segera mengerek target agar akhir tahun ini laba mereka bisa berlipat dari semester I 2009.
Presiden Direktur Bank Mega Syariah Beny Witjaksono optimistis bisa mewujudkan target dua kali lipat tersebut. "Laba selama dua bulan terakhir berkisar Rp 8 miliar sampai dengan Rp 10 miliar," ungkap Beny, Kamis (9/7).
Bank Mega Syariah mengandalkan pencapaian target laba pada pendapatan bunga pembiayaan ke sektor mikro, kecil dan menengah.
Nilai pembiayaan Bank Mega Syariah per akhir Juni 2009 sebesar Rp 2,702 triliun. Komposisinya, pembiayaan sektor mikro Rp 1,590 triliun, dan pembiayaan sektor kecil-menengah Rp 406,940. Sisa pembiayaan Rp 705,06 miliar, termasuk ke joint financing.
Dari pembiayaan sebesar itu, rasio pembiayaan macet terbilang kecil, yaitu 1,22%. Angka non performing finance (NPF) pada bulan Juni 2009 ini membaik jika dibandingkan NPF per akhir Desember 2008, yaitu 1,7%.
Dalam pengumpulan dana, pada akhir semester satu 2009 lalu, Bank Mega Syariah mengumpulkan pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 3,197 triliun. Perinciannya, tabungan Rp 119 miliar, giro Rp 548,840 miliar, sisanya Rp 2,5 triliun berbentuk deposito.
Ke depan, Bank Mega Syariah ingin mencoba membalikkan komposisi dana. Pengelola bank ingin memperbesar porsi dana murah.
Saat ini, Bank Mega Syariah telah mendapat mandat dari Departemen Agama sebagai bank yang menerima wakaf dan juga setoran uang naik haji. Beny mengatakan, dana dari setoran haji ini adalah dana murah karena bentuknya berupa tabungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News