kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Teknologi makin apik, NPL fintech kian melandai


Sabtu, 23 Juni 2018 / 13:01 WIB
Teknologi makin apik, NPL fintech kian melandai


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren non performing loan (NPL) industri financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending terus melandai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksikan rasio kredit macet hingga akhir tahun ini di bawah angka 1%.

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi mengatakan, NPL akumulasi industri fintech hingga April 2018 mencapai 0,53%. Sedangkan di akhir Januari 2018 sebesar 1,28%. Artinya NPL fintech terus membaik sejak awal tahun ini.

"Hingga Mei 2018 ini kami perkirakan mendekati 0,4%. Sampai akhir tahun ini diprediksi angka NPL di bawah 1%," kata Hendrikus. Perbaikan kredit macet fintech lending tersebut tak lepas dari teknologi kecerdasan buatan yang diterapkan fintech untuk menyetujui permohonan pinjaman yang berisiko rendah.

OJK terus mendorong NPL perusahaan fintech lending tidak membengkak. Meski begitu, rasio NPL fintech tidak akan turun hingga ke level 0%. Sebab ini justru akan menjadi pertanyaan lantaran bisa jadi data yang diberikan tidak benar.

Selain itu, OJK sedang melakukan pilot project host to host dimana semua pemain fintech lending server-nya harus terhubung langsung dengan OJK. Dengan begitu, OJK bisa memonitor via online. "Nantinya laporan keuangan yang muncul tidak hanya per bulan lagi, tapi bisa per detik," ungkap Hendrikus.

Realisasi NPL PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) hingga saat ini masih di 0%. Direktur Akseleran Christopher Gultom mengatakan, rasio kredit macet ini cenderung stabil dari Mei 2018 hingga akhir Lebaran. Ini karena Akseleran selektif menyaring calon peminjam.

"Kami cek kapabilitas keuangan dari peminjam, agunan dijaminkan ke kami, serta catatan historis kredit dari pelaku usaha tersebut," kata Christopher. Selain itu, Akseleran juga regular mengecek melalui chat whatsapp misalnya, kepada borrower menanyakan status usahanya.

Sementara PT Crowdo Indonesia terus menjaga NPL di bawah 1% hingga akhir tahun ini. General Manager Crowdo Indonesia Cally Alexandra menyebut, hingga Mei 2018 rasio kredit macet di bawah 1%. "Kami akan tekan serendah mungkin, diharapkan masih di bawah 1%," kata dia.

Ini didorong teknologi artificial intelligence (AI) sehingga pemilihan calon peminjam terseleksi ketat dan tepat. "Selain itu, tenor pinjaman kami terbilang pendek dibanding pemain lain yakni 1-12 bulan," kata Cally.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×