Reporter: Roy Franedya |
JAKARTA. Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai suku bunga perbankan saat ini sudah mencerminkan hubungan permintaan dan penawaran di pasar meski masih ada deviasi dalam pembentukan suku bunga. Maksudnya, meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dan bunga penjaminan (LPS rate) sudah turun, suku bunga bank belum turun sebesar harapan BI.
Penyebabnya ada tiga faktor. Pertama, struktur dana di setiap bank sangat beragam. Ada bank yang memiliki dana murah dalam jumlah besar dan ada yang punya jumlah dana mahal dalam jumlah besar. Kedua, perbedaan kemampuan bank memperoleh likuiditas ketika ada tekanan. Bank menengah dan kecil tidak seperti bank besar yang bisa menarik dana murah dengan cepat.
Bank kecil tidak mempunyai dana promosi dalam jumlah besar untuk mengumpulkan dana. Senjata satu-satunya adalah memberikan bunga deposito yang tinggi. "Yang perlu disoroti juga adalah sekarang bermunculan produk tabungan dengan rasa deposito. Ini dari segi cost of fund juga mendekati biaya deposito atau dana mahal," ujar Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono, Kamis (31/5).
Ketiga, dana institusi pemerintah yang ditempatkan di perbankan, khususnya bank-bank BUMN. Institusi ini minta dana ditempatkan dengan bunga tinggi. "Ketiga faktor di atas kalau bisa dilakukan, akan bisa semakin menurunkan tingkat bunga perbankan. Yang paling mudah dilakukan menyangkut dana institusi," kata Sigit.
Salah satu bank yang memiliki dana institusi dalam jumlah besar adalah Bank BTN. Dari sekitar 55% deposito BTN, sebesar 90% merupakan penempatan dana institusi. Kuartal I-2012, deposito BTN mencapai Rp 40,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News