kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi mobile banking BCA tumbuh 37,1% jadi Rp 852 trilliun pada kuartal I-2021


Jumat, 23 April 2021 / 16:40 WIB
Transaksi mobile banking BCA tumbuh 37,1% jadi Rp 852 trilliun pada kuartal I-2021
ILUSTRASI. Warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi telah mendorong peningkatan transaksi digital perbankan. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya membukukan nilai transaksi pada layanan mobile banking senilai Rp 852 triliun pada Maret 2021. 

Nilai itu tumbuh 37,1% secara year on year (yoy) dibandingkan Maret 2020 yang sebesar Rp 621 triliun. Adapun secara volume, transaksi lewat aplikasi BCA mobile itu tumbuh 62% yoy menjadi 2,08 miliar kali. 

“BCA memproses 40,5 juta transaksi per hari secara rata-rata pada kuartal I-2021, naik dari 31,5 juta dari periode yang sama tahun lalu. Seiring pergeseran tren masyarakat ke arah digitalisasi, BCA terus mencatatkan pertumbuhan pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Kamis (23/4).

Seiring dengan itu, bank dengan sandi saham BBCA ini telah menyiapkan satu layanan digital banking untuk seluruh kebutuhan atau SuperApp. 

Jahja menyebut BCA telah memiliki layanan mobile banking atau BCA Mobile dan internet banking atau KlikBCA. Dalam memberikan layanan SuperApp, Jahja bilang tengah mengupayakan agar layanan KlikBCA bisa diintegrasikan ke dalam layanan BCA Mobile. 

Baca Juga: Pangsa pasar berbeda, Dirut BCA: PayLater bukan saingan kartu kredit

“Kedua, pada era digital ini, ekosistem digital itu penting. Sehingga bank tetap mengurusi funding, lending, dan payment. Tidak ada income lain yang kita dapatkan dari merchant. Namun kita merasa penting edukasi nasabah agar menempatkan jualannya di platform ecommerce. Nah e-commerce ini bisa mendapatkan platform di BCA,” jelasnya. 

Ia menambahkan, menghadirkan e-commerce ke dalam ekosistem BCA akan membutuhkan waktu yang relatif lama karena butuh persiapan yang cukup pelit. Ia menyebut akan mencoba satu per satu platform e-commerce untuk dihadirkan dalam aplikasi BCA.

“Sehingga, kita punya suatu aplikasi, yang tidak hanya untuk payment, tapi juga untuk tempat bagi e-commerce berjualan, yang notabene kita dorong nasabah kita untuk berjualan di e-commerce tersebut. Ini adalah tugas yang tidak gampang ada proses edukasinya,” jelas Jahja. 

Adapun Direktur BCA Santoso menyatakan, fitur lifestyle yang ada di mobile BCA telah dijadikan sebagai cikal bakal jadi SuperApp yang akan disediakan. Ia menuturkan, sejauh ini fitur itu banyak digemari oleh nasabah. 

“Mulai dari belanja harian, tiket kereta api maupun pesawat, voucher game, dan pesan hotel. Kita lihat tren ini menaik dari waktu ke waktu. Terbesar transaksinya adalah game voucher, tapi secara ticket size itu tiket pesawat itu hampir 50% dari volume transaksi,” tambah Santoso. 

Bahkan ia menyatakan, nasabah melakukan pembelian ulang untuk transaksi tersebut. Berdasarkan data BCA, hampir 50% nasabah melakukan pembelian berulang dalam empat bulan terakhir.

Selanjutnya: Bank Central Asia (BBCA) bukukan laba Rp 7,04 triliun pada kuartal I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×