Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan barang tahan lama alias durable goods via e-commerce makin marak seiring tren belanja online. Tak mau kehilangan kue, perusahaan pembiayaan yang bermain di segmen bisnis ini pun menangkap peluang itu dengan menjalin kerjasama dengan e-commerce.
Ambil misal, PT Home Credit Indonesia. Chief External Affairs Home Credit Andy Nahil Gultom mengatakan, pihaknya terus mencermati bisnis dari hasil kerjasama dengan e-commerce. "Kami sudah punya jalur tersebut," kata dia, Senin (13/11).
Beberapa mitra sudah digandeng perusahaan ini untuk memberikan layanan pembiayaan online. Diantaranya Electronic Solution, Laku6, Sunda Motor, TokoPDA.com dan Arjuna Elektronik.
Namun saat ini, kontribusi dari pembiayaan online memang masih terbilang kecil. Namun dalam jangka panjang, Home Credit optimistis porsi pembiayaan dari kerjasama ini bakal meningkat.
Hal serupa dilakukan PT Finansia Multi Finance. Direktur Finansia Peter Halim mengatakan saat ini porsi pembiayaan dari hasil kerjasama dengan e-commerce masih di kisaran 6% dari total portofolio bisnis.
Walau demikian, Peter melihat perkembangan bisnis e-commerce ke depan masih sangat cerah. Sehingga pihaknya yakin bisa meningkatkan penyaluran kredit dengan memanfaatkan kanal tersebut.
Untuk pembiayaan lewat e-commerce kebanyakan masih berasal dari produk durable. Sementara secara komposisi, pembiayaan otomotif masih mendominasi bisnis Finansia dengan porsi lebih dari 60%.
Kontribusi e-commerce
FIF Spektra pun berharap bisa menggenjot bisnis dari jalur pembiayaan via e-commerce. Presiden Direktur FIF Spektra Ardian Prasetya mengatakan selama ini kontribusi bisnis dari jalur e-commerce terhadap total penyaluran pembiayaan baru 2% .
Namun, ia menilai, potensi saluran ini masih cukup besar. Seiring banyaknya jumlah transaksi yang dilakukan di marketplace untuk membeli beberapa produk seperti alat elektronik dan gadget.
Ardian menambahkan, saat ini Spektra sudah menjalin kerjasama dengan sejumlah toko online. "Tahun ini kami masih proses belajar di saluran online ini," kata dia.
Ke depan, Ardian optimistis, kontribusi hasil kerjasama dengan e-commerce bisa makin besar. Selain karena pasar yang terus tumbuh, Spektra juga akan mengembangkan sistem yang lebih baik.
Sepanjang tahun 2017, FIF Spektra memasang target penyaluran pembiayaan Rp 3,7 triliun. Sampai kuartal III-2017, realisasi pembiayaan sudah senilai Rp 2,4 triliun.
FIF Spektra optimistis bisa memenuhi target penyaluran pembiayaan pada tahun ini. Meski hingga September 2017, Spektra baru memenuhi 65% dari target tahunan.
Sebab, jelang akhir 2017 daya beli konsumen akan meningkat. Dus, permintaan terhadap produk elektronik dan gadget pun diyakini bisa meningkat. "Saat ini masih sesuai dengan target," kata Ardian.
Selama ini portofolio pembiayaan FIF Spektra didominasi dari kredit produk elektronik dan gadget yakni 90%. Lalu sisanya pembiayaan furnitur hingga modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News