Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Tugu Pratama Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance saat ini telah mengalokasikan Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) pada portofolio Investasi mereka.
Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat mengatakan, hal ini dilakukan karena SRBI punya ekspektasi tingkat imbal hasil yang kompetitif, likuiditas yang baik dengan profil volatilitas dan risiko kredit yang rendah.
“Instrumen SRBI sendiri masuk dalam komponen aset yang diperkenankan bagi perusahaan asuransi dalam perhitungan Risk Based Capital (RBC),” kata Tatang kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).
Baca Juga: Kinerja Underwriting Tugu Pratama (TUGU) Tumbuh Positif, Ini Penopangnya
Selain itu, Tatang mengatakan bahwa Tugu Insurance juga memiliki porsi investasi pada SRBI yang sebagian diperoleh dari peralihan deposito berjangka dan penurunan durasi portofolio Surat Utang Negara (SUN).
Terkait penempatan investasi di Tugu Insurance, dia menyebutkan hingga September 2024, instrumen surat utang masih menempatkan porsi terbesar yakni 62% yang terbagi ke dalam SUN sebesar 42%, obligasi korporasi 10% dan SRBI 9%.
Kemudian, penempatan terbesar berikutnya adalah pada deposito berjangka dengan porsi 26%, reksadana sebesar 10% dan sisanya pada instrumen saham bursa.
Baca Juga: Presiden Direktur Tugu Insurance Tambah Kepemilikan Saham TUGU
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan konsolidasi perusahaan per 30 September 2024, pendapatan investasi mencapai Rp 439 Miliar. Angka ini tumbuh sebesar 3,9% secara year on year (YoY).
Lebih lanjut, Tatang memprediksi Instrumen SRBI ke depannya akan semakin diperlukan dalam pengelolaan investasi industri asuransi, khususnya dalam memberikan manfaat diversifikasi di tengah volatilitas kondisi pasar keuangan pada beberapa waktu terakhir.
Untuk menjaga kinerja investasi di Tugu Insurance, Tatang mengatakan bahwa pihaknya melakukan sejumlah strategi salah satunya melalui pendekatan dasar alokasi investasi perusahaan yang masih berbasis Asset and Liability Management (ALMA) dengan kebijakan batasan toleransi risiko pasar tertentu.
“Perusahaan cukup aktif dalam melakukan manajemen durasi portofolio mengikuti dinamika dan ekspektasi pasar ke depan,” kata dia.
Baca Juga: Kinerja Asuransi Perjalanan Positif Berkat Pertumbuhan Perjalanan Wisatawan
Selanjutnya, dengan perkembangan pasar saat ini, Tatang menuturkan bahwa Tugu Insurance juga mencoba mengambil posisi investasi yang relatif lebih konservatif dengan peralihan sebagian porsi portofolio obligasi ke tenor pendek-menengah.
“Sejauh ini, hal ini dirasa cukup tepat dengan tren koreksi pasar yang masih berlanjut dan dengan ekspektasi peningkatan supply risk ke depan khususnya untuk instrumen obligasi,” imbuhnya.
Tatang menambahkan pengelolaan portofolio investasi ke depan juga mulai mempertimbangkan rencana penerapan PSAK 109, tentang instrumen keuangan yang mulai berlaku di 1 Januari 2025 untuk industri asuransi.
Selanjutnya: Permintaan Sewa Hunian di Cove Tumbuh Pesat, Milenial dan Gen-Z Jadi Pendorong
Menarik Dibaca: Permintaan Sewa Hunian di Cove Tumbuh Pesat, Milenial dan Gen-Z Jadi Pendorong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News