kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tumbuh 63%, Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 750 Miliar di Juni 2022


Kamis, 11 Agustus 2022 / 14:57 WIB
Tumbuh 63%, Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 750 Miliar di Juni 2022
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (ketiga kiri) bersama manajemen saat pemaparan kinerja di Jakarta (11/8/2022).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) melaporkan pembukuan laba bersih sebesar Rp 749,61 miliar di semester pertama 2022. Laba tersebut meningkat 63% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp460,59 miliar.

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya biaya cadangan penurunan nilai kredit di lini Institutional Banking. 

Portofolio kredit Citi di semester pertama 2022 meningkat 9,8% secara year-on-year menjadi Rp 43,7 triliun. Kontribusi utama pertumbuhan portofolio kredit berasal dari lini bisnis Institutional Banking, terutama pada sektor industri manufaktur serta perantara keuangan. 

Pertumbuhan portofolio kredit Citi ditunjang oleh tingkat kualitas dana pihak ketiga berkelanjutan yang tumbuh sebesar 11,1% yang memungkinkan Bank untuk mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat sebesar 64%.

Selain sangat likuid, Citi Indonesia juga memiliki tingkat kecukupan modal yang sangat baik dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26%.

Citi Indonesia mencatatkan penurunan gross Non-Performing Loan (NPL) dari 3,61% menjadi 2,86% dari periode yang sama tahun lalu.  Hal ini mencerminkan peningkatan kualitas aset.

Baca Juga: Kinerja Bank dengan Investor Asal Singapura Kompak Cemerlang di Semester I-2022

"Kami yakin bahwa kualitas portofolio kredit kami tetap dalam kondisi baik karena penerapan prinsip kehati-hatian dalam manajemen risiko untuk mengatasi dampak dari pandemi. Selain itu, kami juga terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, dimana kami menjaga rasio Net NPL tetap rendah yaitu sebesar 0,26%," ujar CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, di Jakarta pada Kamis (11/8). . 

Batara melanjutkan, pihaknya terus memberikan kinerja keuangan yang kuat di paruh pertama tahun ini di tengah lingkungan pasar global yang bergejolak. Laba bersih meningkat pada paruh pertama tahun 2022, sementara momentum bisnis dan kualitas aset membaik.

"Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi Citi dan kami akan terus mendukung klien kami untuk mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi negara,” ujar Batara. 

Pada lini Institutional Clients Group, Citi terus menyediakan layanan dan solusi end to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik.

Per kuartal kedua 2022, jumlah kredit Institutional group berhasil tumbuh sebesar Rp 4,1 triliun atau 13%o year-on-year dibanding tahun sebelumnya didorong dari pertumbuhan kredit di lini Banking, Capital Markets and Advisory (BCMA) dan lini Commercial. 

Global Subsidiaries Group pun terus membukukan pertumbuhan doble digit di semester pertama 2022 dan peningkatan pangsa pasar pada segmen MNC di tengah kondisi pasar yang menantang. Hal ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk Asia-ke-Asia yang meningkat 14% sampai akhir kuartal kedua 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Citi & Mercy Corps Indonesia Tingkatkan Inklusi Keuangan Digital Pengusaha Perempuan

Sejalan dengan inisiatif digital di bisnis Treasury and Trade Solutions, Citi melihat pertumbuhan yang pesat dalam hal penggunaan dan jumlah transaksi di platform perbankan korporat berbasis web, CitiDirect.

Hampir semua transaksi pengiriman dana (99%) sudah dilakukan melalui platform elektronik sehingga jumlah transaksi yang mencakup pemindahan dana di dalam dan luar negeri meningkat sebesar 54% secara year-on-year. 

Pembukaan rekening juga sudah dilakukan secara elektronik sehingga mempercepat proses penerimaan nasabah. Peningkatan aset pembiayaan rantai pasok (supply chain financing) yang bertumbuh sebesar 28% didukung oleh adanya platform digital untuk memudahkan transaksi antara pemasok dan pembeli. 

Selain itu, Citi Commercial Bank membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 24% selama kuartal kedua tahun ini dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Masih terdapatnya pertumbuhan kredit dibarengi dengan manajemen kas yang lebih variatif ikut menyumbang pertumbuhan pendapatan tersebut. Beberapa segmen nasabah tetap menjadi motor pertumbuhan sebagaimana yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. 

Selanjutnya dari sisi bisnis Retail Banking, Citi Indonesia jug telah berpartisipasi dalam peluncuran Obligasi Syariah Negara Republik Indonesia berdenominasi USD, yaitu INDOIS27NEW dan INDOIS32 pada bulan Juni 2022. Ini sebagai langkah melengkapi rangkaian produk yang ditawarkan oleh Citi. Dengan adanya volatilitas yang terjadi di pasar global. 

Baca Juga: Oil Prices Advance On Low Oil Inventories Expectation

Citi Indonesia selalu merekomendasikan para nasabah untuk melakukan diversifikasi portofolio agar investor siap untuk menghadapi semua siklus investasi. Dalam bisnis Kartu Kredit, Citi telah mencapai pemulihan penjualan dan penerbitan kartu kredit ke tingkat pra-pandemi. 

Citi Indonesia juga berhasil meningkatkan transaksi investasi digitalnya di sepanjang tengah tahun 2022, dengan perkembangan sebesar 181%dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini merupakan salah satu peran penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis wealth management di tengah pandemi COVID-19. 

Mengenai kemajuan proses penjualan consumer banking Citi kepada UOB Group (UOB), Batara menyatakan, Citi telah menandatangani perjanjian Jual Beli Aset dan Kewajiban dengan UOB, sebagai pembeli waralaba Perbankan Konsumer Citi yang sukses untuk memastikan transisi yang mulus bagi pelanggan, karyawan, dan mitra.

“Hingga selesainya akuisisi, semua produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah consumer banking kami tetap sama. Kegiatan operasional kami, termasuk seluruh kantor cabang, call center dan karyawan, akan tetap berjalan normal,” papar Batara.

Transaksi penjualan ini mencakup bisnis retail banking dan kartu kredit namun tidak termasuk bisnis Institutional banking di mana Citi akan tetap berkomitmen dan fokus untuk melayani para klien Institutional  baik secara lokal, regional, dan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×