kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turun sejak awal tahun, pembiayaan mobil bekas mulai naik lagi di Agustus 2021


Minggu, 10 Oktober 2021 / 13:17 WIB
Turun sejak awal tahun, pembiayaan mobil bekas mulai naik lagi di Agustus 2021
ILUSTRASI. Terkontraksi sejak awal tahun, pembiayaan mobil bekas tumbuh di Agustus 2021


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami kontraksi sepanjang tahun ini akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir, pembiayaan mobil bekas tumbuh di bulan Agustus 2021 lalu. Mobil bekas dinilai menjadi pilihan bagi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.

Kalau melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan mobil bekas di bulan Agustus 2021 mencapai Rp 54,92 triliun atau naik 7,01% year-on-year. Sebagai perbandingan, pembiayaan mobil bekas di Agustus tahun lalu hanya sebesar Rp 51,32 triliun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, banyak kemungkinan yang membuat mobil bekas menjadi lebih banyak diminati saat ini. Salah satunya, kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil ditambah kebutuhan untuk mengganti mobilnya yang sudah lama membuat membeli mobil bekas menjadi pilihan.

“Mungkin masyarakat ini punya mobil sudah 5 tahun-6 tahun lalu mau ganti mobil, akhirnya beli mobil bekas tapi yang gak bekas-bekas amat,” ujar Suwandi.

Baca Juga: NPF multifinance masih terjaga, dengan tren menurun

Selain itu, Suwandi bilang, permasalahan stok mobil baru yang juga cukup terbatas saat ini menyebabkan masyarakat yang hendak ganti mobil beralih ke mobil bekas. Padahal, pembiayaan mobil baru sudah disokong oleh adanya diskon PPnBM 100%.

CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) pun turut merasakan adanya peningkatan permintaan mobil bekas untuk saat ini. Saat ini, kontribusi mobil bekas terhadap portofolio pembiayaan sebesar 35% dari yang sebelumnya hanya 20% dan sudah sebanding dengan pembiayaan mobil baru.

“Secara nilai, ada peningkatan sebesar 130% yoy dari Rp 546 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 1,26 triliun di tahun 2021 hingga bulan September,” ujar Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman.

Ristiawan pun bilang, kenaikan signifikan dari pembiayaan mobil bekas ini dikarenakan pandemi Covid19 meningkatkan kekhawatiran masyarakat mempergunakan moda transportasi umum. Ditambah tekanan ekonomi akhirnya menjadikan mobil bekas sebagai pilihan alternatif transportasi yang dipilih oleh masyarakat saat ini.

“Kita juga melakukan ekspansi ke kantong-kantong penjual mobil bekas dengan akan mendirikan sales point di beberapa kawasan penjual mobil bekas dimulai dari area Jabodetabek terlebih dahulu,” ungkapnya.

Tak hanya CNAF, Adira Finance pun turut meraup berkah dari pembiayaan mobil bekas. Sampai September 2021, ada peningkatan sebesar 33% yoy untuk pembiayaan baru segmen mobil bekas Adira dengan nilai mencapai Rp 2,6 triliun.

Hanya saja, porsi pembiayaan di segmen ini masih di bawah pembiayaan mobil baru. Adapun, pembiayaan mobil bekas berkontribusi 15% sedangkan pembiayaan mobil baru sebesar 25%.

“Seiring menurunnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, kami melihat adanya pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia pada berbagai sektor industri, termasuk industri otomotif,” ujar Harry Latif, Direktur Portofolio Adira Finance.

Sedikit berbeda, BCA Finance justru sedikit mengurangi portofolio pembiayaan untuk mobil bekas dengan menyasar tipe fast moving, terutama merek Jepang. Kontribusinya pun hanya sekitar 30% dibandingkan segmen mobil baru yang sebesar 70%.

Bukan tanpa sebab, Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim bilang, risiko kredit macet mobil bekas lebih tinggi dibandingkan untuk mobil baru. Berdasarkan catatan, NPF di atas 30 hari mobil bekas sebesar 6% sedangkan untuk mobil baru hanya di kisaran 3%.

Selanjutnya: Begini strategi Adira Finance dorong pembiayaan hingga akhir tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×