Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Industri multifinance ketar-ketir menunggu finalisasi rencana Bank Indonesia (BI) menaikkan batas minimal uang muka atau down payment (DP) kredit kendaraan bermotor dan perumahan bagi perbankan. Bila bank menaikkan DP kredit kendaraan bermotor, multifinance mau tidak mau akan melakukan hal serupa.
Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), M Ihsanuddin menegaskan, pihaknya tak akan latah menaikkan DP bagi industri multifinance. "Sumber pendanaan kami berbeda dengan perbankan. Dana mereka berasal dari dana pihak ketiga, sedangkan kami dari perbankan. Jika misalnya saya menerapkan seperti itu, industri multifinance tentunya akan sangat terganggu," jelasnya, Rabu (10/8).
Para pelaku industri multifinance masih tetap was-was. Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), Frengkie Natawijaya mengatakan, jika bank menaikkan panjar kredit kendaraan, perusahaan multifinance bakal melakukan hal serupa. "Sumber pendanaan terbesar kami dari perbankan. Mau tidak mau, harus mengikuti aturan di industri perbankan," kata Frengkie.
Ia memprediksi, omzet CNAF akan menurun 30% jika ketentuan ini diterapkan. "Pasar kami yang DP-nya dibawah 30% mencapai hampir 30%," katanya. Kini CNAF a tengah bersiap bila regulator menerapkan ketentuan. Kalau aturan ini rampung, bakal banyak multifinance menurunkan target.
Presiden Direktur BCA Finance, Roni Haslim mengatakan, DP di kisaran 20% masih dinilai aman. Bila DP naik menjadi 30%, kemungkinannya akan ada penurunan pasar sekitar 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
