kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis otomotif loyo, premi asuransi umum dan reasuransi turun


Rabu, 28 Oktober 2020 / 09:40 WIB
Bisnis otomotif loyo, premi asuransi umum dan reasuransi turun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya penjualan otomotif memberikan pukulan kepada bisnis asuransi umum dan reasuransi. Gaikindo mencatatkan terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor hingga 51,1% yoy.

Sedangkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membukukan pendapatan premi asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 66,7 triliun pada Agustus 2020. Nilai itu turun 0,2% yoy dibandingkan Agustus 2019 sebesar Rp 66,9 triliun.

OJK melihat penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan premi kendaraan bermotor dari menjadi Rp 10,10 triliun dalam delapan bulan pertama 2020. Nilai itu turun 20,8% yoy dibandingkan Agustus 2019 sebesar Rp 12,75 triliun.

Baca Juga: OJK: Bisnis asuransi jiwa ke depan bakal dipengaruhi kondisi pasar modal

Padahal, lini bisnis kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar bagi industri. Lini bisnis ini menyumbang 20,1% dari total pendapatan premi secara industri.

“Namun penetrasi asuransi masih relatif kecil, tidak pernah di atas 3% dengan total potensi 270 juta jiwa. Ini menjadi potensi yang besar bagi kita, kalau 20% saja masyarakat sadarasuransi, maka industri akan meningkat secara signifikan,” kata Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A OJK, Ahmad Nasrullah dalam diskusi virtual pada Selasa (27/10).

Sementara itu, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) masih mampu mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi. Direktur Asuransi Bintang HSM Widodo menyatakan, pendapatan premi mencapai Rp 300,3 miliar. Nilai ini tumbuh 13,8% yoy dibandingkan Agsutus 2019 senilai Rp 264,1 miliar. Kinerja ASBI ditopang oleh pendapatan properti dan rangka kapal.

“Hingga akhir tahun lini bisnis marine cargo masih bisa dioptimalkan, karena pengangkutan masih berjalan terutama untuk antar pulau untuk bahan sembako. Semoga dengan program bantuan langsung tunai dari negara, konsumsi domestik bisa terus bergerak,” ujar Widodo kepada Kontan.co.id.

Widodo mengatakan bisnis asuransi hingga akhir tahun masih menantang. Dia melihat hingga Juli 2020, okupasi hotel di Bali masih pada angka 2,5%. Sedangkan data Gaikindo mencatat produksi kendaraan baru sekitar 24.000, padahal tahun lalu di angka 126.000.

“Kalau terus seperti ini, bisa ada pembatalan pertanggungan dari hotel-hotel yang target market-nya turis mancanegara. Oleh sebab itu penting sekali dalam cashflow dan liability management yang kuat,” tambah Widodo.

Selanjutnya: Pendapatan premi unitlink turun, bisnis asuransi jiwa terkoreksi 9,3% per Agustus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×