kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cari return tinggi, asuransi mengincar saham


Jumat, 07 April 2017 / 11:26 WIB
Cari return tinggi, asuransi mengincar saham


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Industri asuransi jiwa mencatatkan pertumbuhan dana investasi di awal 2017. Namun, penempatan dana di deposito mulai dikurangi.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2017, dana investasi dari pelaku usaha asuransi jiwa tercatat Rp 351,9 triliun. Angka ini naik 2,5% dari akhir 2016 yang mencapai Rp 343,2 triliun.

Dari total dana investasi tersebut, penempatan di deposito menurun menjadi Rp 39,1 triliun per Februari 2017. Di akhir 2016, kepemilikan deposito perusahaan asuransi jiwa masih tercatat Rp 40 triliun. Dus, porsi dana asuransi di deposito susut dari 12% per Desember 2016 menjadi 11% per Februari 2017.

Sementara, penempatan dana di instrumen lain mayoritas meningkat. Misal, investasi asuransi jiwa di saham, meningkat dari Rp 111,5 triliun di akhir 2016 menjadi Rp 113,5 triliun per Februari 2017. Meski naik, tapi porsinya malah sedikit turun dari 32,4% menjadi 32,2%.

Peningkatan investasi juga terjadi di reksadana. Porsi investasi di reksadana pun meningkat dari 26,3% menjadi 27,6%. Sedangkan, porsi penempatan dana di surat berharga negara (SBN) relatif stagnan yakni 16,2%. Padahal dana investasi yang ditempatkan naik dari Rp 55,9 triliun menjadi Rp 57,2 triliun.

Imbangi kewajiban

Maryoso Sumaryono, Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life) mengatakan, tren peningkatan investasi di ekuitas hal yang lumrah. Pasalnya pelaku industri harus mencari ladang lain agar bisa meraih imbal hasil menarik. Terlebih ada kewajiban menempatkan dana investasi minimal 30% di SBN.

Taspen Life pun berencana meningkatkan investasi di saham dari tahun lalu yang porsinya masih 3%. "Maksimal jadi 10% karena harus tetap hati-hati mengingat banyak faktor yang memengaruhi pasar modal di tahun ini," kata Maryoso.

Perusahaan ini juga mengintip investasi reksadana karena praktis dan efisien. Meski begitu instrumen deposito masih diperlukan untuk menjaga likuiditas jangka pendek.

Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Hary Prasetyo menyebut peningkatan investasi di saham menjadi fokus Jiwasraya. Hanya saja, peningkatan investasi di saham dan reksadana akan tetap hati-hati.

Armendra, Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia mengaku, porsi investasi diĀ fixed incomeĀ dan pasar uang masih akan jadi andalan. "Porsi dari deposito dan obligasi masih akan mencapai 80%," ujar dia. Dia beralasan, bisnis Mandiri Inhealth didominasi lini asuransi kesehatan. Karena itu butuh instrumen investasi jangka pendek untuk mengimbangi liabilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×