kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal I 2024, Multifinance Bukukan Kenaikan Pembiayaan Kendaraan Listrik


Selasa, 23 April 2024 / 06:30 WIB
 Kuartal I 2024, Multifinance Bukukan Kenaikan Pembiayaan Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. Tren pembiayaan kendaraan listrik menunjukkan kinerja positif di awal tahun. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pembiayaan kendaraan listrik menunjukkan kinerja positif di awal tahun. Hal itu tercermin dari penyaluran pembiayaan kendaraan listrik di sejumlah multifinance yang mulai bertumbuh di sepanjang kuartal pertama 2024.

Contohnya yang terjadi pada perusahaan multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF). Di kuartal pertama 2024 jumlah unit yang disalurkan sebanyak 374 unit, angka itu naik 399% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 75 unit.

Dengan demikian realisasi pembiayaan kendaraan listrik yang disalurkan mencapai Rp123,55 miliar, bertumbuh 347% secara tahunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp27,65 miliar.

Baca Juga: Menengok Agresivitas Investor Asing Mencaplok Perusahaan Multifinance di Indonesia

“Dalam menunjang pertumbuhan pembiayaan kendaraan listrik ini, CNAF memberikan suku bunga yang lebih murah dari pembiayaan reguler bahkan menawarkan suku bunga 0% dengan syarat khusus dan tentunya hal ini menjadi salah satu alternatif pilihan nasabah,” kata Presiden direktur CNAF Ristiawan kepada KONTAN, Senin (22/3). 

Terkait porsi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan ini, Ristiawan mengaku kontribusinya masih sebesar 5,07% dari keseluruhan penyaluran pembiayaan baru di CNAF yang mencapai Rp2,43 triliun. Meski demikian porsi ini naik dari kontribusi di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 1,53%.

Lebih lanjut Ristiawan menjelaskan dalam pembiayaan kendaraan listrik ini mengalami sejumlah tantangan, di antaranya harga kendaraan ramah lingkungan yang relatif mahal, sementara ada kekhawatiran atas nilai jual kendaraan ramah lingkungan yang jatuh karena belum terdapat pasar mobil second ramah lingkungan. Selain itu infrastruktur charging station maupun servis yang masih sangat terbatas.

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk juga mencetak kenaikan penyaluran kendaraan listrik sebesar 315% secara tahunan menjadi Rp 29 miliar. 

Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif merincikan dari nilai yang disebutkan itu, mobil listrik berkontribusi sebanyak 64% sementara untuk motor listrik sebanyak 36%. 

Namun Harry menyebut porsi kendaraan listrik pada perusahaan masih terbilang kecil. Sayangnya ia tidak menyebut berapa persentase porsinya.

“Porsi pembiayaan kendaraan listrik pada Perusahaan masih relatif kecil. Namun Adira Finance melihat prospek pembiayaan baru kendaraan listrik diperkirakan dapat terus berkembang, salah satunya didorong adanya insentif dari Pemerintah atas pembelian kendaraan listrik sehingga dapat menarik permintaan masyarakat,” kata Harry kepada KONTAN. 

Kemudian perusahaan multifinance Mandiri Utama Finance juga mencetak kinerja yang positif. Pasalnya pembiayaan kendaraan listrik tumbuh hingga 400% secara tahunan menjadi Rp 162,9 miliar di periode kuartal pertama 2024.

Baca Juga: OJK Catat Porsi Pembiayaan Multifinance untuk Kendaraan Listrik Masih di Bawah 1%

“Kenaikan ini sejalan dengan tren pertumbuhan industri kendaraan listrik yang terus berkembang karena adanya berbagai inisiatif dan insentif baik dari pelaku pasar maupun pemerintah serta hadirnya berbagai produk kendaraan listrik baru di Indonesia,” kata Direktur Utama Stanley Setia kepada KONTAN. 

Adapun porsinya juga meningkat 2,93% terhadap total pembiayaan MUF, angka tersebut naik dibandingkan porsi pada periode yang sama tahun 2023 sebesar 1,20%.

PT BNI Multifinance atau BNI Finance juga mencatat pembiayaan untuk kendaraan ramah lingkungan ini mencapai Rp 28 miliar. 

Direktur Bisnis BNI Multifinance Albertus Hendi menyebut kontribusinya masih terbilang kecil dari keseluruhan pembiayaan baru di perusahaan yang sebesar Rp 3,2 triliun. 

"Porsinya hanya 2% dari total pembiayaan. Ini karena unit yang masih terbatas," kata Albertus kepada KONTAN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×