kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani di Jember Berhasil Panen Keuntungan Pepaya dengan Pinjaman KECE dari BRI


Jumat, 26 April 2024 / 19:05 WIB
Petani di Jember Berhasil Panen Keuntungan Pepaya dengan Pinjaman KECE dari BRI
ILUSTRASI. Kontan - BRI Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Di tengah kesibukannya mengurus suami dan anak, Partini menyimpan mimpi besar sebagai petani yang sukses. Wanita yang tinggal di Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur itu bercerita, menjadi wanita petani di desanya tidak mudah karena stereotip kotor, tradisional, dan tidak menghasilkan banyak cuan. Padahal, bisnis pertanian saat ini menjanjikan karena kebutuhan pangan akan selalu meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.

Terlebih lagi, bila mengetahui bagaimana karakteristik dari wilayah yang ditempatinya. Ia mengambil contoh Desa Pace yang ditinggalinya saat ini memiliki karakteristik tanah yang subur dan sedikit berpasir.

Oleh karena itu, tanaman yang cocok untuk ditanam adalah pepaya karena dapat tumbuh subur pada dataran rendah sampai medium dengan pengairan yang relatif minim, dengan hasil panen puluhan buah. Selain itu, waktu panen pepaya cukup singkat sekitar 10-15 hari dibandingkan dengan tumbuhan lainnya.

Partini pun mengaku sudah memetik hasil dari usaha berkebun pepaya california. Dalam satu hektare lahannya, dia bisa menghasilkan pepaya 2-3 ton. Untuk masa tanam pertama, memang membutuhkan waktu 7-8 bulan hingga bisa berbuah. Setelah itu, buah pepaya bisa dipanen setiap 10-15 hari sekali. "Artinya bisa panen dua kali dalam satu bulan," tutur Partini.

Baca Juga: Warga Kelurahan Padjadjaran Nikmati Hasil Buruan Sae Berkat BRInita dari BRI

Sedangkan untuk omsetnya, kata Partini, tergantung jenis pepayanya, misalnya jenis pepaya California yang saat ini berada di harga Rp6.000/kg. Artinya, Partini dapat memanen tiga ton dengan omzet hingga Rp18 juta dan Rp36 juta untuk dua kali panen.

Menariknya, Partini tidak hanya menanam pepaya, melainkan juga tanaman lainnya seperti cabe, pepaya, dan terong dalam lahan seluas satu hektar itu. "Jadi bukan hanya pepaya yang bisa saya hasilkan, tapi di bawahnya itu bisa saya tanami sayur-sayuran. Meskipun sedikit, tanaman tersebut bisa dijual ke warung-warung sekitar untuk tambah uang dapur," imbuhnya.

Meski begitu, arang melintang selalu menghampiri. Partini mengaku sempat kehabisan modal karena serangan hama, namun tetap harus menjalankan usahanya demi bertahan hidup. Beruntung, Partini kini sudah mendapat pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui layanan pinjaman ultra mikro bernama KECE (Kredit Cepat).

"Waktu itu saya dikasih tahu oleh tetangga ada produk pinjaman KECE. Saya cari tahu ke sana kemari, ternyata produk ini sesuai dengan yang saya butuhkan karena tidak perlu pakai agunan. Yang penting sudah punya usaha dan omset buat bayar angsuran," katanya.

Partini merasakan manfaat pendanaan dari BRI, sehingga memiliki usaha yang lebih besar seperti sekarang ini. Partini mendapat dari program KECE BRI sebesar Rp5 juta yang semuanya dimanfaatkan untuk menambah modal memajukan usaha perkebunan miliknya.

"Awal dapat pinjaman itu hanya Rp5 juta, tapi kemarin saya baru ambil lagi sudah bisa dapat Rp7 juta," tutur Partini.

Menariknya, lanjut Partini program KECE dari BRI bukan hanya menyalurkan dana pinjaman, tapi juga pelatihan yang diberikan oleh mantri BRI, sehingga bisa lebih produktif.

"Sebelumnya, saya hanya jual pepaya saja, barangnya ambil dari petani. Sekarang saya punya perkebunannya di beberapa lokasi. Bahkan saya juga jual bibit, jadi para petani yang beli bibit ke saya sekarang," urai Partini.

Dia mengaku bukan hanya diberikan pemahaman tentang bagaimana mengelola bisnis yang inovatif, tapi juga diberikan inklusi keuangan melalui transaksi digital. Menurut Partini, hal-hal seperti itu sangat membantu di era digitalisasi seperti sekarang ini.

“Dulu itu saya tidak tahu bagaimana cara mengecek transferan yang sudah masuk, tapi semenjak dapat pinjaman dari KECE ini, saya bisa lihat langsung kalau transferan sudah masuk. Saya cukup lihat dari gawai saja,” tambahnya.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, mengungkapkan BRI terus mendorong pemberdayaan segmen Ultra Mikro sebagai upaya mengakselerasi ekonomi Indonesia secara optimal.

Baca Juga: Asuransi PIJAR dari BRI Life Berikan Perlindungan Jiwa dengan Premi Terjangkau

“Terbukanya akses pembiayaan bagi usaha UMi akan memberikan fleksibilitas dan daya adaptasi yang baik bagi pengembangan usaha. Di samping itu, mendekatkan jangkauan inklusi keuangan pada kelompok ini dapat membuka ruang tumbuh usaha menjadi lebih luas sehingga saving capacity pun ikut meningkat,” imbuh Supari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×