Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
"Selain itu, terdapat beberapa deal tahun lalu yang akan di-closing pada kuartal I 2021 ini . Di dalam beberapa pipeline deal sindikasi itu, Bank Mandiri berperan sebagai structuring bank dan mandated lead arranger & bookrunner (MLAB)," kata Rudi.
Pipeline sindikasi Bank Mandiri berasal dari berbagai sektor, diantaranya proyek sektor telekomunikasi, pertambangan, infrastruktur, perkebunan, multifinance ataupun consumer goods. Mengacu pada pipeline tersebut, potensi fee based income dari sindikasi tahun ini diperkirakan akan meningkat dari tahun 2020.
BNI sebelumnya juga memperkirakan prospek sindikasi diperkirakan akan membaik seiring dimulainya vaksinasi itu namun situasinya masih belum akan sama seperti tahun sebelum terjadinya Covid-19.
Baca Juga: Berikan akses modal bagi petani, Bank Mandiri dukung program Pupuk Indonesia
"Potensi kredit sindikasi di tahun 2021 masih akan didominasi oleh sektor infrastruktur (power plant dan jalan tol) serta pertambangan dan energi. BNI sendiri sudah memiliki pipeline yang diharapkan bisa closing melebihi signed pipeline tahun 2020," kata Rommel Sitompul Kepala Divisi Sindikasi dan Solusi Korporasi BNI.
Tahun ini, BNI menargetkan pembiayaan sindikasi naik dari 5% dari target 2020. Fee based income (FBI) dari sindikasi ini diharapkan bisa meningkat 13% dari target tahun lalu. Sepanjang 2020, bank ini mencatatkan kesepakatan kredit sindikasi senilai Rp 60 Triliun atau 98,2% dari target dan mengantongi FBI melebihi target yakni 104,7%.
Pada pertengahan Februari lalu, BNI meneken kesepakatan kredit sindikasi dengan PT Semen Baturaja Tbk bersama dengan 6 bank lain senilai Rp 1,7 triliun. Porsi BNI dalam sindikasi itu mencapai Rp 950 miliar.
Selanjutnya: Hingga Februari, outstanding transaksi kartu kredit BCA mencapai Rp 8,7 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News