kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

2017, BTN bidik peringkat bank terbesar ke-5


Minggu, 18 Juni 2017 / 17:59 WIB
2017, BTN bidik peringkat bank terbesar ke-5


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pascaberhasil menduduki posisi bank terbesar nomor 6 dalam jajaran 10 bank terbesar di Indonesia pada 2016 lalu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kini membidik peringkat bank dengan aset terbesar ke-5 di Indonesia pada tahun ini.

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, dengan laju kinerja saat ini yang berada di atas rata-rata industri perbankan nasional, perseroan diyakini mampu mencatatkan nilai aset sekitar Rp 253 triliun pada akhir 2017.

"Dengan target aset tersebut, kami meyakini mampu menjadi bank dengan aset terbesar kelima di Indonesia akhir tahun ini," ujar Maryono di Jakarta, Minggu (18/6).

Untuk dapat mencapai target tersebut, Maryono menyebut, pihaknya akan menjaga laju pertumbuhan kredit dan pembiayaan di level 18% secara tahunan atau year on year (yoy). Sementara, dari sisi penghimpunan dana, bank yang fokus pada kredit perumahan ini mematok dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di kisaran 22%-24% yoy pada tahun ini.

Guna memacu peningkatan penyaluran kredit, Maryono mengungkapkan, BTN turut mengambil bagian dalam meningkatkan ketersediaan rumah. Beberapa aksi perusahaan yang telah dilakukan antara lain dengan menciptakan pengembang dan bisnis properti berkelanjutan lewat Housing Finance Center (HFC), hingga menyalurkan kredit konstruksi.

"Selain menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR), kami juga memberikan pinjaman untuk kebutuhan rumah tangga, kredit pemilikan apartemen dan kredit konsumsi lain," ujar Maryono.

Untuk meningkatkan perolehan DPK, bank berkode saham BBTN ini juga membidik segmen emerging affluent. Kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan berkisar Rp 7 juta hingga Rp 30 juta, kelompok masyarakat ini ditarget untuk menjadi sumber pendanaan sekaligus debitur perseroan. Selain itu, BTN juga berupaya menghimpun DPK dari berbagai nasabah potensial dalam rantai bisnis di segmen usaha kecil dan menengah (UKM), komersial, dan korporasi.

Lanjut Maryono, dari segi bisnis, selain melanjutkan proses transformasi digital yang telah digelar sejak 2015 silam, perseroan juga akan meningkatkan produktivitas cabang serta mengoptimalkan sales service model.

Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), saat ini BTN tengah merampingkan struktur cabang, meningkatkan budaya risiko, serta menciptakan organisasi yang berfokus pada segmen nasabah. Kemudian, dari sisi infrastruktur perseroan juga memoles infrastruktur teknologi informasi (IT), meningkatkan digitalisasi proses bisnis, serta mengintegrasikan governance, risk, and compliance (GRC) dengan four eyes principles.

Sebagai wujud komitmen, perseroan menjadi integrator Program Sejuta Rumah yang digagas Pemerintahan Joko Widodo. Adapun, sebagai integrator program tersebut, BTN tercatat telah menyalurkan kredit untuk 302.231 unit rumah pada periode Januari-April 2017. Rinciannya, perseroan telah menyalurkan KPR untuk 61.496 unit rumah.

Hingga April 2017, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18% yoy menjadi Rp 170,45 triliun. Laju kenaikan tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan nasional sebesar 9,3% yoy per April 2017.

DPK BTN juga melesat 21,82% dari Rp 129,29 triliun pada April 2016 menjadi Rp 157,52 triliun per April 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×