Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cengkeraman investor asing di industri perbankan di Tanah Air semakin kuat. Aturan konsolidasi perbankan yang mengharuskan bank punya modal inti minimal Rp 3 triliun pada akhir 2022 kian mendorong masuknya asing mencaplok bank-bank lokal.
Yang terbaru, dua investor asal Singapura yakni Singtel Alpha Investment dan Grab Holding Limited, masuk mengakuisisi PT Bank Fama Internasional. Masing-masing mengambilalih 16,26% saham bank tersebut senilai Rp 1 triliun.
Keduanya akan bergabung dengan Emtek Group untuk mengembangkan Bank Fama menjadi bank digital. Setelah kehadiran dua investor tersebut, Emtek tetap menjadi pengendali bank ini namun porsinya berkurang jadi 62,76%.
"Bank Fama telah memenuhi persyaratan modal minimum sesuai aturan OJK dengan dukungan investasi oleh masing-masing Grab dan Singtel. Para pemegang saham berkomitmen untuk membantu Bank Fama memenuhi persyaratan permodalan sebesar Rp 3 triliun pada Desember 2022," kata Sutanto Hartono, Managing Director Emtek.
Ia mengatakan, para pemegang saham berkomitmen menambah modal Bank Fama hingga memenuhi ketentunan OJK. Adapun per September 2021, modal inti Bank Fama baru tercatat sebesar Rp 1,03 triliun. Dengan masuknya dua investor baru maka modal intinya mencapai Rp 2,03 triliun.
Baca Juga: Bank Fama Akan Tambah Modal di Tahun Ini, Begini Komitmen Emtek, Singtel dan Grab
Bank Fama akan memperluas bisnisnya dengan memanfaatkan modal sebagi investasi dan memanfaatkan ekosistem digital para pemegang sahamnya.
"Namun, Bank Fama terbuka terhadap potensi kerjasama dengan mitra yang memiliki keahlian di bidang usaha untuk menciptakan kemitraan yang strategis dan saling menguntungkan," kata Sutanto kepada Kontan.co.id, Jumat (21/1).
Dengan kehadiran investor baru itu, Bank Fama selanjutnya akan meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dan kapabilitas teknologi untuk mengembangkan berbagai produk dan solusi perbankan digital yang mampu memberikan layanan yang bermanfaat dan aman bagi pengguna.
Seperti diketahui, kolaborasi Grab-Singtel telah mendapat lisensi membangun bank fully digital di Singapura pada 2020 dan di Malaysia pada pada Juli 2021.
Sebelumnya, investor asal Hong Kong, WeLab Limited, juga mencaplok 24% Bank Jasa Jakarta (BJJ). Perusahaan milik milliader Li Ka-Shing ini sedang dalam proses untuk jadi pengendali di bank tersebut. Bank ini arahnya bakal disulap jadi bank digital.