kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ada pandemi, multifinance tak agresif menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif


Jumat, 07 Agustus 2020 / 17:11 WIB
Ada pandemi, multifinance tak agresif menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif
ILUSTRASI. Penjualan mobil dengan fasilitas pembiayaan di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (4/6). PT BCA Finance menyatakan sampai akhir Mei 2020 yang sudah mengajukan keringanan kredit sebanyak 103.000 orang, dengan nilai kredit mencapai Rp 9,95 triliun. B


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 yang belum tertuntaskan tak membuat industri multifiance berhenti dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jenis pembiayaan investasi turun 3,03% dibanding Mei tahun lalu. Dimana, pada Mei tahun ini total pembiayaan di sektor produktif hanya Rp 8,834 triliun.

Sementara pembiayaan modal kerja Mei tahun lalu mencapai Rp 23,740 triliun, sedangkan di periode yang sama tahun ini Rp 24,203 triliun. Artinya, angka ini tumbuh 1,95%. Adapun pembiayaan multiguna tumbuh 6,10%. Dimana, Mei tahun lalu mencapai Rp 268,892 triliun, sedangkan tahun ini hanya Rp 252,485 triliun.

Baca Juga: MTF raih dana Rp 858 miliar dari penerbitan obligasi berkelanjutan V tahap I

PT BCA Finance misalnya, meski mengalami penurunan dalam menyalurkan pembiayaan produktif, anak usaha Bank BCA ini masih berhati-hati dalam membidik kendaraan niaga. 

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menyatakan, sampai bulan Juli pihaknya telah menyalurkan pembiayaan Rp 9,5 triliun. Sementara di periode yang sama tahun sebelumnya, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 18,9 triliun.

“Faktor utama yang menyebabkan penurunan ini ialah karena pandemi yang masih mewabah. Sebab, bisnis kami mengikuti pasar penjualan mobil. Namun, seperti yang diketahui, sampai saat ini pasar otomotif penurunannya sangat dalam,” kata Roni kepada Kontab.co.id (7/8).

Lanjut ia, untuk mengantisipasi dampak covid-19 terhadap bisnis, saat ini pihaknya memilih untuk tidak agresif membidik pembiayaan di seluruh lini. Memang, Roni bilang sampai saat ini pihaknya masih membiayai kendaraan komersial seperti pick up dan truk. Hanya saja, ia memilih berhati-hati dalam menyalurkannya. “Perusahaan masih mengamati market otomotif, sehingga kami tidak terlalu agresif memasuki semua lini,” pungkasnya.

Baca Juga: Tertinggi sepanjang sejarah, cadangan devisa capai US$ 135,1 miliar di Juli 2020

Senada, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mengklaim terjadi penurunan di pembiayaan produktif. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan pembiayaan produktif hanya Rp 15 triliun. “Target ke depan untuk pembiayaan produktif Rp 15 triliun, dimana 45% nya didasari oleh kendaraan niaga,” ujarnya.

Asal tahu saja Harjanto bilang, adapun strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan melakukan penetrasi ke dealer-dealer kendaraan niaga, serta menggarap nasabah dari perusahaan Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×