Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesadaran asuransi masyarakat masih menjadi tugas berat bagi setiap asosiasi asuransi di Indonesia. Tidak terkecuali, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).
Ketua Umum AASI, Ahmad Sya'roni bilang masyarakat yang sudah sadar akan menggunakan asuransi baru sebanyak 15% dari total masyarakat. "Nah untuk syariahnya terbagi lagi, baru 7%," kata Sya'roni pada Rabu (24/1).
Jika dilihat dari segi peluang, asuransi syariah sebetulnya memiliki peluang yang masih sangat besar. Sya'roni menjelaskan seperti segmen pasar mikro dan bisnis retail masih banyak yang belum tergarap. Ada pula peluang di halal food dan halal tourism.
Adanya potensi itu diyakini Sya'roni akan meningkatkan gairah asuransi syariah di tahun ini. Belum lagi jika berbicara bahwa 2018 merupakan tahun politik. Bagi Sya'roni kecenderungan politik saat ini bisa menjadi promosi gratis bagi asuransi syariah.
Salah satu produk yang diapresiasi Sya'roni yakni produk asuransi wakaf yang ada di asuransi jiwa syariah. Produk wakaf sendiri merupakan produk asuransi yang juga termasuk investasi. Tidak tersedianya produk tersebut di asuransi konvensional menjadi kekuatan sendiri bagi industri asuransi syariah.
"Kalau ini didorong lebih dalam, kemudian sisi manfaatnya terstruktur, saya yakin produk wakaf bisa jadi unggulan," kata Sya'roni.
Untuk asuransi jiwa trennya dinilai akan meningkat tahun ini. Kesadaran masyarakat terhadap keuntungan asuransi syariah yang lebih fair, disebut Sya'roni sebagai faktor utama pertumbuhan tersebut.
Namun sayangnya, untuk lini asuransi umum syariah, Sya'roni agaknya pesimistis dengan pertumbuhan lini tersebut. Ia mencontohkan untuk kendaraan bermotor, Ia melihat belum akan bergerak seperti di tahun sebelumnya.
"Ritel juga tahun 2018 tidak bergairah seperti tahun sebelumnya," ujarnya.
Di sisi lain adanya perkembangan teknologi dinilai harus segera diikuti oleh pemain di bisnis asuransi syariah. Bagi AASI, hal tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang.
Dari berbagai faktor yang telah disebutkan itu, maka AASI memproyeksikan pertumbuhan kontribusi asuransi syariah akan berada di angka 11% sampai 15%. Adapun kali ini, pangsa pasar asuransi syariah bisa naik dari sebelumnya 5% menjadi 6%.
Angka tersebut memang tidak bergerak agresif. Di tahun sebelumnya, Sya'roni menyebut pertumbuhan kontribusi asuransi syariah sekira 15%. Berbeda dengan pertumbuhan kontribusi di 2016 yang saat itu mencapai 20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News