kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,43   8,09   0.90%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis asuransi syariah 2018 diprediksi tumbuh 10%


Selasa, 21 November 2017 / 19:27 WIB
Bisnis asuransi syariah 2018 diprediksi tumbuh 10%


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontribusi atau premi dari industri asuransi syariah semakin bertumbuh. Tingkat penetrasi yang semakin bertambah mengangkat lini bisnis ini.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga kuartal ketiga tahun ini, kontribusi asuransi syariah mencapai Rp 9,56 triliun. Nominal tersebut meningkat 8% secara year on year (yoy) sebesar Rp 8,86 triliun.

Total investasi asuransi syariah pun kian merekah. Hingga sembilan bulan tahun ini tercatat Rp 33,52 triliun, naik 16,75% dibandingkan periode sama tahun lalu yang baru tercatat Rp 28,71 triliun.

Dengan begitu, aset industri asuransi syariah ikut meningkat 19,46% menjadi Rp 39,41 triliun dengan tingkat penetrasi yang naik tipis menjadi 0,097%. Sementara di posisi September 2016, penetrasi asuransi syariah bertengger di level 0,096%.

Wakil Ketua Bidang Humas & Literasi Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Bunbun Machbub mengakui, meningkatnya pertumbuhan industri asuransi syariah sejalan dengan semakin banyaknya kesadaran masyarakat mengenai produk ini.

Khusus umat muslim misalnya, menurut Bunbun, saat ini masyarakat mulai mencari lembaga keuangan yang berbasis syariah karena perlahan mulai memahami hukum riba. Plus, adanya aturan yang mengharuskan unit usaha syariah (UUS) untuk spin off paling lambat pada 2024 mendatang, mendorong penetrasi industri ini makin prospektif.

"Giatnya program OJK menggandeng AASI untuk sosialisasi langsung ke tengah masyarakat atau ke dunia pendidikan ke kampus-kampus sudah sangat intens sekarang ini juga turut mendongkrak pengetahuan masyarakat," kata Bunbun kepada Kontan.co.id, Selasa (21/11).

Di tahun ini, AASI mematok target pertumbuhan sebesar 8%. Ini artinya hingga kuartal ketiga, proyeksi tersebut telah berhasil mencapai dari target yang ditetapkan sejak awal.

Pada 2018 mendatang, AASI melihat potensi pertumbuhan bisa meningkat dengan perkiraan angka 10%. Ini akan didukung oleh semakin bertambahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai industri asuransi syariah.

Pertumbuhan ini sejalan dengan bisnis syariah milik PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life). Hingga Oktober 2017, Kepala divisi unit bisnis syariah Sun Life Srikandi Utami bilang, pertumbuhan binsisnya mencapai 29% yoy.

Prospek ke depan, Srikandi masih optimistis bisnis asuransi syariah kian berkembang. Untuk itu, Sun Life juga akan konsisten meningkatkan jumlah tenaga pemasar, meningkatkan kualitas kemampuan dan pengetahuan serta meningkatkan layanan kepada nasabah serta produk-produk yang inovatif.

"Kami berencana rilis produk baru di 2018 yang akan dijual melalui kanal bancassurance dan keagenan," kata Srikandi kepada Kontan.co.id, Selasa (21/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×