Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali tahun 2024, PT Info Tekno Siaga (Adapundi), sebuah platform teknologi finansial (fintech) yang memberikan layanan pendanaan berbasis teknologi informasi menjalin kerjasama penyaluran pinjaman alias loan chaneling dengan Bank DBS Indonesia. Kolaborasi ini untuk meningkatkan kapasitas pendanaan guna memperluas layanan keuangan digital.
Fasilitas kredit tersebut akan diberikan sesuai dengan porsi pendanaan, syarat, dan kondisi yang berlaku. Integrasi tech-to-tech di dalam ekosistem pun akan memberikan efisiensi produk dan layanan bagi pengguna.
Kesepakatan dengan Bank DBS Indonesia ini menurut Direktur Adapundi Achmad Indrawan akan menjadi bagian dari realisasi rencana jangka panjang Adapundi. "Strategi dan langkah ini sudah dicanangkan di awal tahun ini. Kerjasama yang sudah terjalin dengan Bank DBS Indonesia ini, kami optimistis dapat terus memperluas jangkauan pendanaan hingga ke pelosok negeri sehingga semakin banyak masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk kebutuhan mereka masing-masing," ujar Achmad.
Baca Juga: Ini Daftar Pinjaman Online Resmi Terdaftar di OJK
Ini sejalan dengan target OJK di tahun ini yang menginginkan indeks inklusi keuangan di Indonesia meningkat menjadi 90%. Angka ini naik dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang menunjukkan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia telah mencapai 85,10%. Sementara angka di tahun 2019 sebesar 76,19%.
"Memasuki tahun 2024, kami senantiasa memperluas kerjasama yang mendukung keuangan digital. Kemitraan Bank DBS Indonesia dengan Adapundi merupakan upaya kami dalam menghadirkan produk perbankan yang inovatif dan bertanggung jawab guna mengakselerasi inklusi finansial di Indonesia, baik bagi masyarakat maupun UMKM,” jelas Head of Ecosystem Lending PT Bank DBS Indonesia Willy Lawy. Inisiatif ini menurut dia, selaras dengan pilar keberlanjutan Bank DBS Indonesia yang pertama, yakni Responsible Banking guna mewujudkan visi DBS untuk menjadi Best Bank for a Better World.
Meski begitu Adapundi mengakui jika di tahun ini ada tantangan karena aturan baru dari OJK yang memberlakukan penurunan bunga menjadi 0,3% per hari dari 0,4% per hari di 1 Januari 2024. "Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri. Kendati demikian, Adapundi memandang peraturan ini sebagai peluang untuk memperluas cakupan pasar layanannya dan menciptakan solusi finansial yang lebih inklusif," ujar Achmad.
Sebab menurut Adapundi, tidak hanya nasabah perorangan yang membutuhkan pendanaan, tapi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga membutuhkan dana untuk ekspansi bisnisnya. "UMKM telah berhasil membuktikan daya tahannya di tengah tantangan ekonomi dengan mengakselerasi transaksi digital, terutama dengan kehadiran e-commerce dan media sosial yang banyak dimanfaatkan kalangan milenial dan Gen Z," terang Achmad.
Data OJK tahun 2019 menunjukkan bahwa dari 60 juta kredit UMKM baru, hanya sekitar 16 juta yang mendapat akses permodalan melalui perbankan konvensional. Dengan rata-rata kebutuhan modal sebesar 25 juta per tahun, terdapat potensi plafon permodalan sebesar 1.000 triliun yang belum terlayani. Skema loan channeling oleh Adapundi dan Bank DBS Indonesia diharapkan dapat menjawab kebutuhan tersebut dengan memberikan pendanaan dan permodalan bagi UMKM.
Baca Juga: Ini Penyebab Pinjol Ilegal Marak Menurut AFPI, Cek Daftar Pinjol Legal & Ilegal 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News