kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADPI beberkan tantangan dan kelebihan bila Dapen BUMN dikonsolidasi


Jumat, 03 Juli 2020 / 21:33 WIB
ADPI beberkan tantangan dan kelebihan bila Dapen BUMN dikonsolidasi
ILUSTRASI. Ilustrasi untuk Dana pensiun di Hari Tua. KONTAN/Muradi/2015/1006


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk melakukan konsolidasi dana pensiun pelat merah. Menteri BUMN Erick Thohir bilang upaya itu untuk meningkatkan pengawasan agar kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tidak terulang.

Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mengingatkan ada beberapa hal kendala yang perlu diperhatikan dalam renacana Menteri BUMN tersebut.

Ketua ADPI Suheri bilang setiap dana pensiun memiliki program dan manfaat yang berbeda sehingga perlu dikonsolidasi. Bila tidak maka strategi investasi yang akan diterapkan tidak akan cocok.

“Per 2019 itu terdapat 47 Dapen BUMN dengan dana kelola Rp 115 triliun. Mungkin sekarang dana kelolaan turun karena IHSG jelek dan beberapa nilai pasar instrument investasi lain turun,” ujar Suheri kepada Kontan.co.id pada Jumat malam (3/7).

Baca Juga: Konsolidasi dapen BUMN bisa pacu pertumbuhan industri dana pensiun

Lanjut Ia bila 47 Dapen tersebut dikonsoludasi maka perlu dibilah-bilah mana yang memiliki kinerja bagus mana yang tidak. Sebab bisa saja dapen yang memiliki kinerja bagus keberatan bergabung dengan Dapen yang bermasalah lantaran bisa membebani.

“Lebih susah lagi kalau karyawannya protes, sebab kalau tidak dikonsolidasikan, maka kelebihan dana kelola jadi hak karyawan. Nah bila digabung plus dan minusnya bakal dibawa kemana? Jadi perlu diperhatikan juga dampaknya bagi peserta Dapen yang sudah ada,” jelas Suheri.

Selain itu, Kementerian BUMN juga perlu memperhatikan nasib pengurus Dapen. Sebab bila dikonsolidasikan maka akan ada kelebihan karyawan. Namun Ia yakin kelebihan karyawan ini bisa ditempatkan di perusahaan pelat merah lainnya.

Kendati demikian Suheri melihat dengan adanya konsolidasi ini maka pengawasan dan control oleh Kementerian BUMN bisa ditingkatkan lantaran hanya mengawasi satu konsolidasi.

“Proses investasi pun lebih besar dan efisien. Namun untuk tidak ada jaminan investasi akan bagus, tentu tergantung strategi investasi,” tambahnya.

Baca Juga: Erick Thohir temukan 53 kasus korupsi di perusahaan BUMN

Namun, Suheri melihat konsolidasi ini tidak akan memberikan dorongan pertumbuhan Dapen BUMN. Lantaran jumlah peserta yang membayar iuran masih sama sebelum maupun sesudah konsolidasi rampung.

“Penggabungan ini lebih relevan pada efisiensi dan pengontrolan. Tapi ada risikonya juga, kalau tidak dikelola dengan baik, maka jebloknya gede. Bila tidak dikonsolidasi, satu jeblok, yang lain masih bagus. Jadi ada plus dan minus, pasti tujuan ini pasti baik,” pungkas Suheri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×