Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rencana akuisisi Affin Holdings Bhd (Affin Group) terhadap Bank Ina Perdana terus bergulir. Dalam pernyataan resminya, Affin Group berencana menuntaskan rencana tersebut pada kuartal kedua tahun depan.
Direktur Umum dan Chief Executive Officer (CEO) Affin Group Datuk Zulkiflee Abbas Abdul mengatakan, akuisisi ini bertujuan mengembangkan sayap ke Indonesia dengan mencoba masuk ke bisnis sektor usaha kecil dan menengah (UKM). "Akuisisi ini sesuai rencana jangka panjang Affin mengembangkan bisnis dan memberi tambahan nilai untuk para pemegang saham," kata dia, seperti dikutip harian The Star.
Zulkiflee bilang, saat ini pihaknya sedang mengurus perizinan ke Bank Negara Malaysia dan Bank Indonesia (BI). "Kami telah mempertimbangkan kompleksitas dari setiap pasar. Kami yakin langkah akuisisi tersebut akan bermanfaat bagi semua pihak," tuturnya.
Sementara itu, Denny Susilo, Komisaris Utama Bank Ina Perdana mengatakan, saat ini Affin Group baru dalam tahap mempersiapkan izin ke BI. "Sementara baru pemberitahuan rencana bisnis ke BI. Kami masih menunggu kesiapan mereka (Affin Group)," tegas Denny akhir pekan lalu.
BI sendiri mengaku belum mengetahui perkembangan terakhir akuisisi tersebut. "Saya belum mempunyai info. Mereka belum mengirimkan permohonan," tegas Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan BI Joni Swastanto.
Saat ini Bank Ina memiliki 128 juta saham. Pemilik mayoritas adalah PT Kharisma Prima Karya yang menggenggam 124,9 juta saham (97,6%). Selain itu ada PT Media Interaksi Utama, pemegang 2,1 juta saham (1,6%) dan Baktinendra Prawiro yang memiliki 1 juta saham (0,8%).
Dalam perjanjian akuisisi dan penyertaan saham dengan PT Kharisma Prima Karya, Affin akan menguasai 80% saham Bank Ina Perdana. Untuk ini, Affin telah menyiapkan dana RM 138 juta atau sekitar Rp 390 miliar. Bank Ina Perdana memiliki 22 kantor cabang. Bank ini fokus pada bisnis penyaluran kredit ke sektor UKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News