kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Affin Tuntaskan Due Dilligence


Rabu, 14 April 2010 / 14:59 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.

JAKARTA. Langkah akuisisi Affin Holdings Bhd terhadap Bank Ina Perdana makin jelas. Investor asal Malaysia itu sudah melakukan uji tuntas alias due dilligence terhadap Bank Ina akhir Maret silam.

Komisaris Bank Ina Deni Susilo bilang, tahap selanjutnya adalah penyerahan hasil due dilligence ke Ina. "Affin dan kami akan bertemu kembali untuk membahas hasilnya. Kami juga akan mengadakan RUPS untuk meminta persetujuan," katanya.

Saat ini, pemegang saham Bank Ina adalah PT Kharisma Prima Karya (96,02%), PT Media Interaksi Utama (1,64%), Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta (0,78%), Majelis Pusat Pendidikan Kristen Indonesia (0,78%), dan Baktinendra Prawiro (0,78%).

Meski tak menyebut besar saham yang akan dilepas, Deni bilang, Bank Ina hanya menjual saham milik Kharisma Prima Karya. "Affin akan masuk sebagai partner strategis dan menjadi pemilik saham mayoritas," katanya.

Boustead Holdings Bhd, pemilik 20% saham Affin bilang, akuisisi ini bisa tuntas akhir kuartal II atau kuartal III tahun ini. "Akuisisi ini akan memperkuat posisi kami di Indonesia," kata Tan Sri Lodin Wok Kamaruddin, Deputy Chairman & Group Managing Director Boustead, kepada Kantor Berita Bernama.

Deni mengaku belum bisa memastikan apakah harapan mitra Malaysia-nya itu bisa terwujud. "Kami tak ingin menyelesaikan akuisisi secara terburu-buru dan tetap pada rencana semula," katanya.

Menurut Deni, penjualan Bank Ina tidak terkait dengan kondisi kesehatan Bank Ina. "Menurut BI, Bank Ina cukup sehat," tegasnya.

Penjualan ini terkait rencana Ina naik status menjadi bank devisa di 2011. Untuk itu, Ina butuh tambahan modal hingga memenuhi syarat, yakniRp 150 miliar. Akhir tahun lalu, modal disetor Ina Rp 128 miliar.

Selain berharap dari Affin, untuk mendongkrak pendanaan tahun ini, Bank Ina juga menyiapkan initial public offering (IPO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×