Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Test Test
JAKARTA. Sudah menjadi tradisi, bila para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negri kerap mengirimkan uang lebih banyak bagi keluarganya di Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri seperti saat ini. Dari kegiatan tersebut, perbankan menjadi salah satu pihak yang menuai untung. Sebab, bisnis pengiriman uang (remittance) dipastikan melonjak dibandingkan bulan biasa.
Bisnis pengiriman uang milikBank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, yang melonjak signifikan. Alhasil, hingga Agustus 2010, total nilai bisnis remittance BRI menembus US$ 8,5 miliar.
Kepala Divisi Sentra Operasi BRI Triyana menyebutkan, volume pengiriman uang para TKI lewat BRI di bulan biasa hanya 1.600 transaksi senilai US$ 800.000 per hari. Jumlah ini kemudian naik menjadi 4.000 transaksi senilai US$ 2 juta per hari di bulan menjelang hari raya ini.
"Paling besar transaksinya dari Arab Saudi dan Malaysia. Komposisi dua negara itu hampir sama," ujar Triyana, Jumat (3/9). Padahal sebelumnya, komposisi remittance dari Arab Saudi lebih besar (60%), sementara Malaysia hanya 40%.
Secara total, kurun Januari hingga Agustus 2010, bisnis remittance BRI dari TKI mencapai 450.000 transaksi. Nilainya mencapai US$ 140 juta. Di akhir tahun ini, BRI menargetkan, remittance dari TKI akan mencapai US$ 190 juta. "Kami optimis bisa mencapai target tersebut," katanya.
Caranya, BRI akan memaksimalkan kerjasama bersama pihak-pihak yang selama ini sudah mereka gandeng dalam bisnis remittance.
Maklum, Triyana mengaku, dari keseluruhan bisnis remittance BRI, transaksi dari TKI mendominasi dengan prosentase mencapai 70% hingga 75% dari total transaksi.
"Meskipun dari sisi transaksinya memang mendominasi, tapi kalau dilihat nilainya masih kecil dibandingkan transaksi dari non-TKI. Karena nominal yang dikirimkan TKI kan juga tidak terlalu besar," lanjut Triyana.
Dengan pencapaian hingga Agustus senilai US$ 8,5 miliar, BRI optimistis, bisnis pengiriman uangnya sampai akhir tahun mampu mencapai target yang mereka inginkan yakni sebesar US$ 10 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News