kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Akseleran Catat Penyaluran Pinjaman Capai Rp 2,85 Triliun Sepanjang 2023


Senin, 15 Januari 2024 / 14:21 WIB
Akseleran Catat Penyaluran Pinjaman Capai Rp 2,85 Triliun Sepanjang 2023
ILUSTRASI. fintech financial technology teknologi finansial tekfin Akseleran


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Platform fintech peer to peer (P2P) lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) mencatat penurunan tipis penyaluran pinjaman sepanjang tahun 2023. Namun di tahun ini perusahaan optimistis bisa menaikkan penyaluran tersebut hingga 30%.

Founder dan Group CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyampaikan penyaluran pinjaman perusahaan sebesar Rp 2,85 triliun sepanjang tahun 2023. Nilai ini mengalami penurunan tipis di bandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 2,95 triliun.

“Tahun 2023 target kami sebenarnya lebih tinggi, namun dikarenakan beberapa hal maka target tersebut belum tercapai,” ujarnya kepada Kontan.co.id, pekan lalu.

Baca Juga: Target Pembiayaan Fintech Naik di 2024

Ivan menjelaskan, alasan target pinjaman di tahun 2023 tak tercapai di antaranya dari sisi makro ekonomi sebab suku bunga bank sentral terus meningkat. Menurutnya, ini normal bila terjadi kontraksi dalam kebutuhan pendanaan.

Pada tahun 2024 Akseleran menargetkan kenaikan penyaluran pinjaman sekitar 30% menjadi sekitar Rp 3,8 triliun sampai Rp 3,9 triliun. “Kalau kita lihat belakangan ini BI sudah menahan kenaikan bunga, sehingga kami consider tahun 2024 permintaan pendanaan akan lebih besar,” jelasnya.

Ivan menuturkan, di tahun ini pihaknya memprediksi pinjaman paling besar bakal berada di sektor komoditi seperti pertambangan, oil dan gas, energi serta infrastruktur.

Lebih lanjut, dia menambahkan, pihaknya fokus untuk menyediakan arus kas seperti invoice atau pre order maupun inventory financing tanpa agunan fixed asset yang masih banyak dibutuhkan pelaku usaha.

Baca Juga: Sejumlah Fintech Lending Terapkan Strategi Agar Penyaluran Pendanaan Tumbuh

“Juga melakukan assesmen pinjaman dengan prudent agar tingkat kredit macet (NPL) terus rendah, dan cost of fund kami juga jadinya rendah. Ini penting agar bunga yang kami tawarkan ke borrower tetap kompetitif,” tandasnya.

Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan Fintech P2P lending tumbuh 18,06% year on year (yoy) menjadi Rp 59,38 triliun di November 2023, dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 50,30 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×