Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Lagipula, beberapa regulasi dan kebijakan dari pemerintah juga sudah digaungkan. Saat ini menurut Bambang, pihaknya sudah menyesuaikan aturan main kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
"Melalui hal tersebut kami optimis bisa menjaga angka NPL kredit UMKM di bawah 2% tahun 2020," sambungnya.
Baca Juga: Naik 37%, penyaluran pembiayaan SMF tembus Rp 12,45 triliun di 2019
Begitu pula halnya dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Sebagai bank dengan pangsa pasar kredit UMKM terbesar di Tanah Air, tentunya sudah mempersiapkan strategi untuk menghadapi perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh penyebaran virus.
Sekretaris Perusahaan BRI Amam Sukriyanto bilang, memang ada beberapa sektor yang terdampak langsung dan menjadi perhatian perusahaan antara lain pariwisata termasuk hotel dan penginapan, perdagangan serta transportasi.
"Kami memiliki mekanisme dalam memberikan perlakuan khusus terhadap nasabah yang terdampak, seperti melakukan restrukturisasi kredit," ujarnya, Rabu (18/3).
Bank bersandi bursa BBRI ini juga mengatakan sampai saat pemantauan dampak ekonomi dari Covid-19 tetap dilakukan. Nah, lewat sederet strategi yang sudah disiapkan ini perseroan tetap optimis target kredit yang ditetapkan di awal tahun 2020 bisa tercapai.
Baca Juga: Turunkan suku bunga 25 bps, BI siapkan 7 langkah untuk topang pertumbuhan ekonomi
Misalnya, kredit BRI dipatok bisa tumbuh 10% secara year on year (yoy) tahun ini, begitu pula dengan rasio NPL yang ditarget 2,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News