Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), sebagai fintech peer-to-peer (p2p) lending yang fokus pada pembiayaan modal kerja dan pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di desa, menerapkan strategi yang mengkombinasikan kegiatan online-offline untuk menjaga produktivitas mitra Amartha di masa pandemi Covid-19.
“Kami melihat, teknologi dapat menjadi solusi bagi mitra untuk tetap produktif dalam menjalankan usaha, terlebih di saat pandemi. Namun, dukungan dari Business Partner Amartha (tim lapangan) secara langsung di desa juga tetap diperlukan, mengingat tidak seluruh kegiatan dapat difasilitasi dengan digitalisasi,” ujar CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra dalam konferensi “Bridging the Gap to Protect and Create Jobs 2021” seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (2/9).
Secara online, Amartha menyediakan berbagai inovasi produk salah satunya melalui aplikasi A+ (Amartha Plus) yang memfasilitasi berbagai layanan seperti WarungLoan. Sedangkan secara offline, tim lapangan melakukan pendampingan dan pelatihan secara rutin seperti pelatihan alternatif usaha dan pelatihan literasi keuangan.
Strategi ini dinilai berhasil karena kualitas pinjamannya terjaga dengan melihat angka NPL sebesar 0,07% setelah Juni 2020. Serta, penyaluran dana mencapai Rp 914 miliar di paruh pertama tahun 2021 atau tumbuh 35% secara tahunan.
Baca Juga: Berkurang lagi, ini 116 fintech P2P lending yang terdaftar dan berizin dari OJK
Pertumbuhan signifikan tersebut juga merupakan kontribusi dari Norfund, yang bergabung sebagai pendana korporat di Amartha sejak Juni 2021 lalu.
Amartha telah menerima pendanaan sebesar US$ 7,5 juta atau setara Rp 107 miliar untuk menyalurkan modal usaha serta memberdayakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan dengan mendorong kegiatan usaha yang berkelanjutan.
Fay Chetnakarnkul, Investment Director Norfund dan Head of Asia regional Office menambahkan berinvestasi di institusi keuangan seperti Amartha merupakan langkah penting bagi Norfund. Menurutnya, sektor informal seperti UMKM yang masih terbatas ini sangat penting bagi perputaran roda ekonomi nasional, terutama dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan ada jutaan UMKM yang memiliki potensi besar saat ini.
“Norfund tidak bisa berjalan sendiri tanpa kerjasama dari perusahaan-perusahaan fintek visioner agar dapat menciptakan akses keuangan yang mudah dijangkau supaya UMKM dapat berpartisipasi dalam perekonomian formal di masa yang akan datang,” ujar Fay.
Sementara itu, Amartha menargetkan dapat melayani satu juta mitra Amartha di Indonesia hingga akhir tahun 2021. Saat ini, lebih dari 719 ribu mitra telah bergabung di Amartha yang tersebar di berbagai daerah, yaitu di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
“Di tahun 2021, meskipun masih dalam kondisi pandemi, dengan mengimplementasikan strategi yang tepat, sistem skoring yang akurat, serta menjaga kualitas pinjaman dengan membidik sektor perdagangan, industri rumahan dan makanan, kami optimis dapat mendorong perekonomian di desa dan tumbuh bersama mitra Amartha,” pungkas Andi Taufan.
Selanjutnya: Meski ada PPKM, NPL fintech lending masih terjaga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News