kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi Risiko NPL Restrukturisasi Covid, BRI Siapkan Pencadangan Rp 29,9 Triliun


Rabu, 16 November 2022 / 12:02 WIB
Antisipasi Risiko NPL Restrukturisasi Covid, BRI Siapkan Pencadangan Rp 29,9 Triliun
ILUSTRASI. BRI siapkan pencadangan untuk restrukturisasi Covid-19 saja mencapai Rp 29,95 triliunKONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus mencatat perbaikan kualitas aset yang ditandai dengan penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dan kredit berisiko atau loan at risk (LAR). 

Kendati begitu, bank pelat merah ini masih terus memupuk pencadangan untuk mengantisipasi risiko pemburukan kredit ke depan. 

Direktur Manajemen Risiko Agus Sudiarto mengatakan, LAR BRI terus menurun sejalan dengan penurunan outstanding restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 menjadi Rp 116,4 triliun per September 2022 atau 19,3% dari total kredit dari angka tertinggi Rp 256 triliun pada September 2020.

LAR BRI telah turun menjadi 19,28% per September 2022 dari 25,62% pada periode yang sama tahun lalu. Dari LAR tersebut, 7,7% berasal dari restrukturisasi Covid-19 dan 11,6% LAR non Covid-19. 

Baca Juga: BRI Raup Laba Bersih Rp 39 Triliun Hingga Kuartal III-2022, Kredit Tumbuh 7,92%

"Pencadangan terhadap LAR telah dipupuk jadi 44,9%, naik dari 33,35% pada Sepetember 2021. Pencadangan untuk restrukturisasi Covid-19 saja mencapai Rp 29,95 triliun," ungkap Agus dalam paparan kinerja BRI kuartal III 2022, Rabu (16/11).

Pencadangan untuk restrukturisasi Covid-19 tersebut mencapai 25,7%. Sementara kredit yang berpotensi tidak bisa diselamatkan kurang dari 10%. Oleh karena itu, Agus menilai pencadangan yang dilokasikan BRI sudah sangat cukup untuk mengantisipasi pemburukan aset.

Itu juga menandakan bahwa BRI sudah sangat siap jika relaksasi restrukturisasi Covid-19 yang akan berakhir pada Maret 2023 tidak lagi diperpanjang OJK.

Adapun dari sisi jumlah nasabah restrukturisasi Covid-19 sudah turun menjadi 1,4 juta nasabah per Sepetember 2022, dari 3,9 juta pada September 2020. "Ini akan kami terus monitor supaya bisa jaga kualitasnya tetap baik, tidak terjadi surpricing ke depan," kata Agus. 

Sementara Sunarso Direktur Utama BRI menjelaskan, penurunan outstanding restrukturisasi Covid-19 sebagian besar lantaran sudah kembali lancara setelah debitur bisa membayar kewajibannya sesuai ketentuan dan bahkan banyak yang lunas. 

Baca Juga: BRI Targetkan Kredit Tumbuh 9%-11% Tahun Depan

Ia bilang, jumlah kredit yang tidak bisa diselamatkan dari jumlah LAR biasanya kurang dari 10%. Sehingga dengan pencadangan 25,7% menurutnya sudah sangat cukup mengantisipasi risiko ke depan.

Adapun NPL BRI per September 2022 tercatat berada di level 3,14%. Itu turun dari 3,29% pada September tahun lalu. BRI telah mengalokasikan pencadangan terhadap NPL sebesar 275,88% , naik dari 259,7% pada September 2021. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×