Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia optimistis, aktivitas usaha pembiayaan tahun ini bakal menyentuh pertumbuhan di kisaran 5% sampai 10%. Padahal, data Otoritas Jasa Keuangan melansir, pembiayaan yang disalurkan industri hanya tumbuh 3,7% atau menjadi Rp 360,9 triliun hingga paruh pertama tahun ini.
Suwandi Wiratno, Ketua Umum APPI mengakui, memang telah terjadi perlambatan pertumbuhan di lini usaha pembiayaan konsumen, sewa guna usaha maupun anjak piutang yang menjadi ladang bisnis industri multifinance.
“Namun, pembiayaan di Juni dan Juli cukup mendongkrak, karena ada Ramadhan dan Idul Fitri, terutama pada lini usaha pembiayaan roda dua. Sampai Mei 2014, kami masih mencatat kenaikan pembiayaan di kisaran 14% (year on year), kalau sampai Juni datanya belum ada, tetapi optimistis target 5% - 10% sampai akhir tahun tercapai lah,” ujarnya.
Menurut Suwandi, pembiayaan konsumen, terutama roda empat masih menjadi penyumbang tertinggi. Diikuti, pembiayaan sepeda motor. “Kalau alat berat, kami kira juga masih akan bertumbuh, meski pertumbuhannya sangat lambat dan ada yang beristirahat dari aktivitas usaha ini,” kata Suwandi.
Maklumlah, awan gelap tengah menyelimuti bisnis pembiayaan alat berat. Sejak Juni 2012 silam, sektor perkebunan, pertambangan dan konstruksi memang terkendala, bahkan belum menunjukkan pemulihan berarti sampai saat ini. Tetapi, beberapa pelaku industri masih bersabar menggeluti usaha ini.
Mandiri Tunas Finance, salah satu perusahaan pembiayaan yang mengaku menarik diri sementara. Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tersebut rehat dari aktivitas usaha pembiayaan alat berat lantaran ladang bisnisnya yang semakin mengering. Di samping alasan, pembiayaan roda empat masih menjadi bisnis inti perusahaan dan mendominasi portofolio sampai 98%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News