kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Asei Sebut Asuransi Kredit Perdagangan Berpotensi Terdampak Kebijakan Tarif Trump


Senin, 21 April 2025 / 17:03 WIB
Asei Sebut Asuransi Kredit Perdagangan Berpotensi Terdampak Kebijakan Tarif Trump
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc. Gejolak perekonomian global yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump berpotensi dirasakan oleh industri perasuransian Tanah Air.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak perekonomian global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpotensi dirasakan oleh industri perasuransian Tanah Air.

PT Asuransi Asei Indonesia menilai salah satu lini usaha yang berpotensi terdampak dari adanya kebijakan tarif Trump adalah Trade Credit Insurance (TCI) atau asuransi kredit perdagangan.

Chief Technical Officer Asei Eko Sulistyo mengatakan adanya kebijakan tersebut berpotensi memunculkan risiko tambahan dalam perdagangan global, termasuk potensi risiko gagal bayar dari buyer di Amerika Serikat. 

"Risiko yang muncul bisa jadi dari risiko komersial atau risiko politik. Namun, sampai saat ini, kami belum menerima laporan klaim yang signifikan terkait TCI dari adanya fenomena tersebut," ujarnya kepada Kontan, Senin (21/4).

Baca Juga: Ada Kebijakan Tarif AS, Kemendag Siapkan Pasar Non-tradional Untuk Ekspor

Sebagai upaya antisipasi peningkatan klaim lini TCI dari adanya kebijakan Trump, Eko menerangkan pihaknya terus melakukan komunikasi dan pemantauan secara intensif bersama para tertanggung atau eksportir yang di-cover. 

Secara umum mengenai prospek kinerja TCI, Eko menyampaikan ketidakpastian global, termasuk kebijakan proteksionisme seperti tarif tambahan, memang dapat menimbulkan kehati-hatian terhadap buyer dari negara tertentu, termasuk AS. Dia bilang saat ini pihaknya sedang mempelajari komoditas tertentu yang berdampak signifikan dan akan menimbulkan potensi gagal bayar. 

"Selain itu, berdiskusi juga dengan eksportir yang kurang memiliki negoisasi kuat dengan importir di AS, sehingga meningkatkan risiko klaim gagal bayar," ungkapnya.

Di sisi lain, Eko menyampaikan kondisi ketidakpastian global juga membuka kesadaran dan kebutuhan bagi eksportir untuk melindungi transaksi dagangnya melalui asuransi kredit. Selain itu, berharap dukungan pemerintah berpihak kepada eksportir agar tetap berani melakukan ekspor tanpa mengkhawatirkan risiko komersil dan risiko politik berdampak pada bisnisnya.

"Oleh karena itu, kami tetap optimis terhadap prospek TCI karena makin banyak eksportir yang menyadari pentingnya proteksi atas risiko gagal bayar," kata Eko. 

Baca Juga: AS Keluhkan Tarif Cukai Minuman Beralkohol Impor yang Tinggi di Indonesia

Selanjutnya: Saham Big Banks Kembali Merosot Awal Pekan Ini, Hanya Bank Mandiri (BMRI) yang Naik

Menarik Dibaca: Hanya Dua Wilayah di Bali yang Diguyur Hujan, Besok (22/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×