kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Askrindo Salurkan Rp 200 Juta untuk Program Pemberdayaan Petani Kopi Bali


Jumat, 23 Februari 2024 / 13:01 WIB
Askrindo Salurkan Rp 200 Juta untuk Program Pemberdayaan Petani Kopi Bali


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) salurkan Rp 200 juta dalam program pemberdayaan Petani Kopi Bali Arabika Kintamani Langit Bali. 

Sekretaris perusahaan Askrindo Cahyo Haripurwanto meresmikan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dalam bentuk bantuan sarana prasarana dan pembinaan Petani Kopi Bali Arabika Kintamani Langit Bali, Kamis 22 Februari 2024. Cahyo mengungkapkan bantuan yang diberikan oleh Askrindo sejumlah Rp 200 juta. 

“Bantuan ini kami berikan dalam bentuk mesin roasting, mesin huller dan mesin sortasi,” jelas Cahyo pada acara peresmian di Kintamani, Bali, Kamis (22/2).

Selain itu dalam program ini Askrindo juga bekerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam memfasilitasi peningkatan kapasitas petani kopi. 

Baca Juga: Askrindo Gandeng PNM Tingkatkan Kapasitas Petani Kopi Bali

Dalam kesempatan yang sama, Executive Vice President of Business Development and Management Services PNM Razaq Manan Ahmad menjelaskan PNM memfasilitasi dalam pemberdayaan pengetahuan para petani kopi. Razaq berharap PNM dapat bersinergi dengan Askrindo lebih dalam lagi dan kerjasama ini harapannya terus berlanjut, sehingga masyarakat di Kntamani bisa lebih sejahtera. 

“Harapannya ke depan Bali tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata karena salah satu sektor yang berpotensi ya dari kopi ini,” ungkap Razaq.

Cahyo menambahkan permasalahan petani kopi Bali selama ini hanya bisa menanam tetapi tidak bisa mengolah maupun  menjual dengan baik. Maka, Cahyo mengatakan Askrindo berusaha masuk agar para petani dapat lebih berkembang dan bersaing. 

“Harapannya bisa berproduksi sendiri karena sudah ada alatnya, kemudian marketingnya juga bagus maka akan bisa bersaing, bahkan kalau bisa sampai ekspor sendiri,” ungkap Cahyo. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Desa Adat Catur, I Gusti Mangku Rupa juga menyampaikan selama ini petani kopi hanya mendapat 10% dari hasil menanam kopi. Sedangkan 30% didapat oleh pihak pengolah pasca panen lalu 60% didapat oleh pihak barista yang mengolah. 

“Maka dari itu kami sangat berharap Askrindo dapat memperluas lagi kerjasama dengan para petani di seluruh Desa Catur ini, agar para petani dapat lebih berkembang,” ujarnya. 

Baca Juga: Askrindo Jalin Kerjasama Asuransi Kredit Produktif dengan BPD Maluku Malut

Cahyo menambahkan saat ini ada delapan subak yang memiliki kelompok petani kopi dan Askrindo baru memulai untuk bekerjasama dengan satu subak. Cahyo berharap ke depannya dapat menjangkau seluruh subak. 

“Harapannya sinergi Askrindo dengan PNM dapat memberikan nilai tambah untuk para petani kopi. Ini juga merupakan salah satu keinginan dari BUMN, saling bersinergi untuk pemberdayaan,“ ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×