Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Memerahnya pasar modal di 2015 kemarin direspons industri asuransi jiwa dengan mengurangi komposisi investasi di instrumen tersebut. Sebagai gantinya, porsi investasi di instrumen lain ditingkatkan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dari total dana investasi asuransi jiwa yang mencapai Rp 283,1 triliun di tahun kemarin, sebesar Rp 82,5 triliun disimpan din keranjang saham. Jumlah tersebut setara dengan 29,1% dari total dana investasi.
Penempatan investasi di saham ini lebih rendah dibanding catatan pada 2014 yang sebesar Rp 88 triliun. Saat itu porsi investasi di instrumen saham mencapai 31,5% dari total dana investasi.
Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim bilang penempatan investasi di saham memang cenderung dikurangi sejalan dengan pergerakan bursa saham yang menurun.
"Sebagai gantinya dialihkan ke tempat lain terutama reksadana dan deposito. Karena dua tempat ini risikonya agak terkontrol," kata dia beberapa waktu lalu.
Investasi di pos reksadana memang menunjukkan peningkatan di tahun kemarin. Sebelumnya di 2014, porsi investasi di reksadana adalah sebesar 23,3%. Lalu meningkat jadi 24% di 2015 lalu.
Porsi investasi di deposito juga menunjukkan peningkatan tipis. Yakni dari sebelumnya 16,7% di 2014 menjadi 17% di tahun lalu.
Surat utang baik dari negara maupun korporasi juga mencatatkan kenaikan porsi investasi menjadi 24,5%. Sebelumnya di 2014, porsi investasi di keranjang tersebut tercatat sebesar 23,7%.
Hendrisman menambahkan industri asuransi jiwa masih akan terus memantau pergerakan pasar saham. "Kalau di kuartal pertama 2016 sudah membaik, porsi investasi akan kembali ke yang sudah-sudah," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News