Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Pelaku asuransi jiwa makin bergairah memanfaatkan segala jalur distribusi demi mengerek premi mereka. Lihat saja AXA Mandiri Financial Service (AXA Mandiri), mulai serius menggarap jalur pemasaran lewat telepon ini dengan mendirikan telemarketing centre. Padahal sebelumnya, asuransi patungan AXA dan Bank Mandiri ini terkenal dengan jalur pemasaran asuransi melalui bank (bancassurance).
Menurut Jon Sandham, Presiden Direktur AXA Mandiri, telemarketing merupakan salah jalur alternatif yang berkontribusi positif. Terbukti, sampai akhir September berkontribusi hingga Rp 293,4 miliar atau 16,5% dari total premi baru yang mereka kantongi. Angka tersebut tumbuh 21% dibandingkan periode sama tahun lalu. "Makanya, kami optimistis dengan potensi pertumbuhan telemarketing," ujarnya pekan lalu.
Telemarketing dapat menjangkau nasabah lebih luas dan efisien. Nasabah bisa mendapatkan info atau membeli produk asuransi melalui telepon. Hal ini sesuai karakter nasabah di kota-kota besar yang sibuk bekerja, sehingga tidak perlu datang ke kantor perusahaan asuransi. Untuk mengerek kontribusi dari jalur ini, AXA Mandiri mengandalkan sebanyak 510 telesales officer.
Rudy Munardi, Direktur AXA Mandiri, menyampaikan banyak perusahaan semakin meminati jalur telemarketing karena tepat sasaran. Mayoritas produk yang ditawarkan adalah asuransi tradisional. Dengan begitu nasabah tidak ribet saat mendapat penawaran. "Kebanyakan asuransi term life dan proteksi," ungkap Rudy.
Christine Setyabudi, Presiden Direktur Asuransi Jiwa Cigna, bercerita lima tahun lalu hanya ada sekitar lima perusahaan memanfaatkan jalur ini. Tahun ini sudah ada sekitar 18 pemain.
Semakin banyaknya pemain yang menempuh telemarketing meningkatkan persaingan di perusahaan asuransi. Tapi Christine tidak khawatir, karena pasar asuransi masih terbuka lebar.
Ia mengaku, jalur telemarketing berkontribusi 80% dari total premi di Cigna. Namun ia merahasiakan nilai premi perusahaan itu. Menurutnya, peluang mengerek kontribusi jalur ini masih besar, asal bisa memanfaatkan alat pembayaran lain. "Misalnya, melalui tabungan sebagai salah satu alat pembayaran," tegasnya.
Saat ini nasabah asuransi yang memanfaatkan jalur telemarketing hanya bisa membayar premi melalui kartu kredit. Dengan penambahan sistem pembayaran baru, kontribusi premi dari telemarketing pasti bisa lebih besar. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, jalur telemarketing baru berkontribusi sebesar Rp 647,1 miliar dari total premi Rp 75,1 triliun per kuartal III 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News