kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Asuransi klaim siap menghadapi MEA


Minggu, 13 September 2015 / 11:32 WIB
Asuransi klaim siap menghadapi MEA


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Hitungan bulan, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan segera berlangsung. Industri asuransi mengklaim paling siap menghadapi pasar bebas Asean, meski banyak pesimisme bahwa Indonesia sekadar menjadi tujuan pasar bagi negara-negara lain. 

Dadang Sukresna, Direktur Teknik Asuransi Binagriya Upakara mengatakan, hadirnya MEA tidak lantas membuat perusahaan asuransi asing menyerbu pasar asuransi Tanah Air. Sebab, butuh modal besar bagi perusahaan asuransi asing bisa mendapatkan pasar di Indonesia. Selain itu, perusahaan asuransi asing tidak memiliki jaringan seluas asuransi lokal.

Kondisi inilah yang diklaim Dadang tidak serta merta membuat Indonesia menjadi pangsa pasar empuk. Sebab, secara jaringan justru perusahaan asuransi lokal merajai dalam negeri. "Cabang asuransi lokal lebih banyak serta IT dan servis yang tidak kalah baik dari asuransi luar," kata Dadang pada Jumat (11/3).

Ia mencontohkan, misalnya sistem cloud yang bisa digunakan oleh seluruh kantor cabang asuransi bisa mengatasi proses klaim lebih cepat. Rata-rata perusahaan asuransi sudah memanfaatkan sistem komputasi awan ini. Apalagi, jaringan kerjasama jalur distribusi dengan bank yang hampir telah rata bekerjasama dengan perusahaan asuransi.

Meski begitu, perusahaan asuransi lokal tidak boleh jumawa. Sebab, pelaku asuransi harus memilikirkan sumber daya manusia khususnya ketersediaan aktuaris yang masih minim. "Persoalan ini harus segera diatasi saat ini baru 280 aktuaris dari target 1.000 aktuaris. Masih terlalu minim," tandas Dadang.

Menurut Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Saat ini jumlah aktuaris di Indonesia baru ada 380 orang. Padahal kebutuhan aktuaris di industri asuransi mencapai 700 orang. Ketimpangan yang jauh antara kebutuhan dan ketersedian aktuaris ini bisa menyebabkan biaya perusahaan untuk merekrut serang aktuaris jadi terlalu besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×