Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Besarnya potensi pasar industri asuransi jiwa di Indonesia dan bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun depan, dua perusahaan keuangan BUMN berencana membentuk perusahaan asuransi jiwa. Target perusahaan asuransi jiwa patungan antara Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dengan Bank Tabungan Negara (BTN) berdiri pada semester kedua tahun ini.
Direktur Utama Jasindo, Budi Tjahjono, mengatakan saat ini, kedua pihak masih menyusun rencana pendirian perusahaan asuransi. "Pembentukannya masih terus dibahas," ujar Budi, Kamis (6/2).
Baik BTN maupun Jasindo sudah membentuk tim untuk merumuskan entitas perusahaan. "Tapi, pemegang saham dari kementerian BUMN, sudah memberikan izin prinsipnya," ujar Budi. Proses pembentukan baru sampai di situ.
Budi menjelaskan, pihaknya belum memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Menurut rencana, skema kepemilikan saham di perusahaan patungan itu adalah 51% milik BTN dan 49% milik Jasindo. Adapun modal yang disetor, sesuai peraturan modal minimal yaitu Rp 100 miliar. Kehadiran asuransi jiwa patungan Jasindo dan BTN ini merupakan salah satu bentuk persiapan pemerintah bisa kompetitif di industri asuransi jiwa menjelang MEA pada tahun depan.
"Kita harus membentengi diri agar tetap kompetitif menghadapi MEA tahun depan," ujar Sahata Tobing, Direktur Ritel Jasindo beberapa waktu lalu. Jika asuransi jiwa patungan ini jadi terbentuk tahun ini, semakin memperbesar jumlah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.
Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, jumlah perusahaan asuransi jiwa mencapai 49 perusahaan. Selama ini, Jasindo baru menggarap bisnis asuransi umum. Jasindo menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 17%-20% tahun ini.
Di awal tahun ini, industri asuransi jiwa kedatangan pemain baru yaitu Finansial Wiramitra Danadyaksa (FWD Life Indonesia). Terjunnya asuransi yang sebelumnya dikenal sebagai Asuransi Agrapana Aksata ini, genap satu tahun setelah mengantongi izin usaha. Wajar saja, banyak pihak yang berminat terjun di industri asuransi jiwa.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada semester pertama tahun lalu mencatat, pertumbuhan jumlah aset industri menjadi Rp 281,2 triliun, naik 37,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal II-2012 total aset mencapai Rp 204,28 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News