Reporter: Feri Kristianto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan asuransi mengayunkan berbagai langkah berbeda mengantisipasi dampak kebijakan Bank Indonesia soal aturan loan to value (LTV) kendaraan bermotor yang mulai berlaku 15 Juni mendatang. Beberapa diantaranya merevisi target pertumbuhan premi dan laba.
Lihat saja PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance), yang urung menargetkan premi 2012 sebesar Rp 1,8 triliun atau tumbuh 28% dibandingkan tahun lalu Rp 1,4 triliun. Anak usaha Bank Danamon ini terpaksa merevisi target perolehan sekitar Rp 100 miliar menjadi Rp 1,7 triliun. "Mau tidak mau harus merevisi target," ujar Indra Baruna, Wakil Presiden Direktur Adira Insurance, Senin (28/5).
Adira Insurance mengambil keputusan ini karena dampak kebijakan LTV pasti memukul industri kendaraan bermotor dan pembiayaan. Dus, kontribusi premi kendaraan bermotor di Adira Insurance bakal terpengaruh juga.
Selama ini, kontribusi premi asuransi kendaraan bermotor mendominasi 64% pendapatan. Sisanya, sebanyak 36% kontribusi berasal dari premi asuransi non-kendaraan bermotor, seperti marine cargo, general accident dan properti.
Meski dampaknya besar, Adira Insurance tidak akan menyasar asuransi kendaraan bekas untuk menutupi dampak LTV. Indra mengatakan, risiko asuransi kendaraan bekas juga tinggi. Jadi, Adira Insurance lebih memilih fokus menggarap lini distribusi ritel seperti asuransi kecelakaan. Sudah pasti Adira harus berjuang lebih keras untuk memasarkan. "Ritel lebih menjanjikan untuk saat ini," ungkap Indra.
Asuransi Astra Buana (AAB) juga merevisi target kinerja keuangan tahun 2012. Astra Buana memperkirakan, laba perusahaan asuransi ini bakal lebih kecil dibandingkan pencapaian tahun lalu. Sayang AAB enggan membeberkan nilainya.
Tahun lalu, premi bruto anak usaha Grup Astra ini sekitar Rp 2,6 triliun atau tumbuh 18% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 2,2 triliun. Sedangkan laba bersih tahun lalu Rp 710 miliar, tumbuh 16% ketimbang tahun sebelumnya Rp 612 miliar. "Untuk mencapai laba bersih sama dengan tahun lalu saja harus bekerja keras," terang Hendry Yoga, Direktur AAB.
Maklum, kebijakan LTV akan memukul calon pembeli mobil pertama. Padahal selama ini AAB mengandalkan mereka untuk mengerek perolehan premi asuransi kendaraan bermotor roda empat. Dampak inipun diperkirakan paling terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini.
Mengantisipasi proyeksi penurunan, AAB mengincar pasar asuransi mobil bekas. "Pasarnya potensial tetapi belum tergarap," kata Hendry.
Sementara PT Asuransi Bina Dana Artha (ABDA) memilih menunggu hingga akhir Juni sebelum menentukan langkah selanjutnya. Freddy Wijaya, Direktur Pemasaran ABDA mengatakan, pasar mereka kendaraan segmen premium.
Nah, Freddy memprediksi kelas ini tidak terlalu terpengaruh masalah uang muka. "Tapi kami tentu akan melihat setelah bulan Juni. Bila kondisinya terpengaruh baru mengambil langkah-langkah," ujar Freddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News