kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Badai PHK di Industri Startup, Xendit Masih Optimistis Prospek Bisnis Fintech


Sabtu, 19 November 2022 / 06:34 WIB
Badai PHK di Industri Startup, Xendit Masih Optimistis Prospek Bisnis Fintech
ILUSTRASI. Startup fintech Xendit baru-baru ini juga melakukan PHK karyawan yang berada di Indonesia dan Filipina.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah melanda industri startup. Salah satunya di startup financial technology (fintech) Xendit yang baru-baru ini juga melakukan PHK karyawan yang berada di Indonesia dan Filipina.

Meski tidak disebutkan berapa jumlah karyawan yang dilepas, COO Xendit Tessa Wijaya mengatakan, sebanyak 5% karyawannya yang berada di Indonesia dan Filipina terdampak PHK. PHK ini sebagai konsekuensi keputusan Xendit untuk menyesuaikan ukuran perusahaan (rightsizing).

“Menyeimbangkan kembali tenaga kerja kami adalah keputusan yang sulit, tetapi diperlukan untuk keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis,” kata Tessa kepada Kontan.co.id, Jumat (18/11).

Baca Juga: Pasca PHK Ratusan Karyawan, LinkAja Beberkan Tantangan Baru Perusahaan Fintech

Ami mengatakan, masih ada peluang besar dalam bisnis fintech, khususnya di Asia Tenggara karena kawasan ini terus melakukan digitalisasi dan berkembang.

“Namun, mirip dengan industri lain, kendala terbesar fintech ini kemungkinan akan menjadi dampak lanjutan dari kondisi ekonomi makro baru-baru ini di seluruh dunia termasuk kenaikan suku bunga dan gangguan rantai pasokan yang berdampak pada kepercayaan konsumen,” kata Tessa.

Xendit melihat, prospek bisnis di Asia Tenggara masih dalam tahap awal digitalisasi. Masih banyak ruang untuk pertumbuhan dalam memanfaatkan Internet untuk menggerakkan semua bagian perekonomian.

Sebagai perusahaan startup fintech, Xendit akan tetap berfokus untuk menyediakan solusi bagi pelanggan (Solve For Customers).

“Kesuksesan pelanggan kami tetap menjadi prioritas utama kami dan kami sangat fokus untuk membangun infrastruktur pembayaran digital terbaik di Asia Tenggara: Bersamaan dengan ini, kami juga akan memperluas layanan yang memiliki nilai tambah (value added service) untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan,” kata Tessa.

Memiliki lebih dari 3000 merchant, Xendit digunakan banyak perusahaan-perusahaan besar yang melayani usaha-usaha lain dan juga individu, seperti Buka Lapak, Book My Show, Traveloka dan Lazada, dan lainnya.

“Pemerintah dan regulator juga mendukung pertumbuhan digitalisasi pembayaran melalui inisiatif mereka seperti BI Snap, QRIS dan menerima pembayaran lintas batas melalui kode QR yang memungkinkan para pelaku fintech untuk terus berinovasi dan mendukung pertumbuhan bangsa,” katanya.

Baca Juga: Menyusul GOTO, Giliran Startup Ruang Guru PHK Ratusan Karyawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×