kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.058   74,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,87   1,33%
  • LQ45 829   11,61   1,42%
  • ISSI 214   1,39   0,66%
  • IDX30 422   6,04   1,45%
  • IDXHIDIV20 509   6,65   1,32%
  • IDX80 120   1,57   1,32%
  • IDXV30 124   0,30   0,24%
  • IDXQ30 141   1,76   1,26%

Bank bakal menggenjot kredit produktif


Sabtu, 16 Februari 2019 / 08:32 WIB
Bank bakal menggenjot kredit produktif


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tetap menjadikan kredit produktif sebagai andalan penyaluran kredit tahun ini. Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha menjelaskan, bila dirinci kredit modal kerja lebih jadi tumpuan dibandingkan kredit investasi. Sektor yang paling prospektif tahun ini antara lain perdagangan serta konstruksi.

Tahun lalu persentase porsi kredit modal kerja Bank Jatim sebesar 22% dengan pertumbuhan mencapai 8,7% secara year on year (yoy). Sementara kredit investasi relatif lebih rendah, hanya memegang porsi 8% terhadap total kredit. Kenaikannya juga masih rendah sebesar 5,5% secara tahunan.

Bank Jatim optimistis tahun ini kredit bisa terdongkrak naik minimal 9,5% dibandingkan tahun 2018. Tahun lalu Bank Jatim membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 33,89 triliun atau tumbuh 6,74% yoy. Dari jumlah tersebut sebanyak Rp 12,32 triliun atau 36,35% merupakan kredit produktif dengan pertumbuhan 9,6% yoy. Sedangkan sisanya merupakan kredit konsumer.

Bank OCBC NISP juga optimistis kredit produktif bisa tumbuh dua digit tahun ini. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang, tahun lalu jenis kredit ini sudah tumbuh 12% yoy. Kredit produktif tercatat mengambil porsi sebesar 88% dari total kredit OCBC NISP yang mencapai Rp 117,83 triliun.

Mayoritas kredit produktif OCBC NISP masuk ke segmen kredit modal kerja (KMK) sekitar 47%. Sementara kredit investasi sebesar 41% dan sisanya konsumer. "Kredit investasi diproyeksi bakal tumbuh lebih pesat tahun ini termasuk dari sektor manufaktur," ujar Parwati.

Sementara Bank BNI sepanjang tahun 2018 lalu menyalurkan kredit produktif sebesar Rp 418,52 triliun naik 17,48% yoy. Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menyebutkan, penyaluran kredit modal kerja menjadi andalan, sebab berkontribusi 52,5% dari total kredit sebesar Rp 483,4 triliun.

Sedangkan kredit investasi menyumbang porsi 29,1%. "Kami memproyeksikan kredit produktif dapat tumbuh dobel digit tahun ini," kata Anggoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×