Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses menggelar penguatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) tancap menyalurkan kredit.
BEKS telah menggunakan dana penawaran umum terbatas (PUT) VII sebanyak 65% untuk menggejot bisnis kredit.
Pada Oktober 2021, BEKS melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 23,38 miliar saham baru Seri C setelah PMHMETD VII.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (15/7/2022), nilai realisasi jumlah hasil penawaran umum Bank Banten senilai Rp 618,16 miliar dengan biaya penawaran umum atau biaya emisi sebesar Rp 3,56 miliar.
Adapun biaya emisi perilisan saham baru ini terdiri dari biaya emisi tersebut mulai konsultan penilai saham, konsultan keuangan atau arranger, konsultan hukum, BAE, kantor akuntan publik, dan notaris.
Baca Juga: Ada Pencatatan Surat Utang Total Rp 7,23 Triliun di BEI Pekan Ini
Lalu, biaya konsultan penjatahan saham, biaya pendaftaran ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cetak dan publikasi, biaya marketing, widrawal saham, hingga biaya pencatatan ke Bursa. Sehingga, hasil bersih dari penguatan modal Bank Banten ini mencapai Rp 614,59 miliar.
“Dana yang diperoleh dari PUT VII sesuai dana masuk di rekening sebesar Rp 618,16 miliar, yaitu dari 8,02 miliar saham dengan harga Rp 77 per saham,” mengutip pernyataan Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin, Senin (18/7).
Bank bersandi saham BEKS ini menyatakan rencana penggunaan dana ini untuk penyaluran kredit sekitar 65% atau setara dengan Rp 399,48 miliar. Lalu sisanya sebanyak Rp 215,1 miliar digunakan untuk perbaikan struktur keuangan dan pengembangan teknologi.
Baca Juga: Jalin Pembayaran Dukung Penguatan Sistem Digitalisasi BPD
Untuk penyaluran kredit, Bank Banten sudah menyalurkan semua porsinya untuk ekspansi bisnis pembiayaan atau sebesar Rp 399,48 miliar sejak efektif di September 2021 sampai akhir Juni 2022. Namun, porsi untuk perbaikan struktur keuangan atau pengembangan teknologi sebesar Rp 215,1 miliar belum digunakan.
“Rencana 35% atau Rp 215,1 miliar untuk perbaikan struktur keuangan atau pengembangan teknologi sampai dengan periode 30 Juni belum digunakan seluruhnya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News