Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya perbaikan terus dilakukan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) di tengah pemburukan kualitas kredit yang dimiliki. Di mana, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bruto Bank Banter per Juni 2024 masih tergolong tinggi di level 9,76%.
Dalam penjelasannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kepala Divisi Perencanaan Akuntansi dan Keuangan Bank Banten, Purbaji Basuki, membenarkan bahwa ada kenaikan NPL bruto yang pada 31 Desember 2024 masih berada di level 9,36%.
Purbaji melihat ada beberapa faktor eksternal maupun internal yang menyebabkan pemburukan tersebut.
Baca Juga: Perbankan Pacu Penjualan Aset Bermasalah
Ia merinci debitur-debitur yang saat ini mengalami penurunan kualitas kredit umumya terjadi pada segmen korporasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurutnya, bank selalu melakukan analisisi risiko secara menyeluruh untuk memutuskan pemberian kredit.
Untuk segmen korporasi, Purbaji bilang beberapa perusahaan di sektor konstruksi dan perdagangan sedang mengalami tekanan likuiditas. Sebab, kata Purbaji, ada proyek-proyek yang tertunda akibat turunnya permintaan sehingga kemampuan membayar pun menurun.
Lebih lanjut, Purbaji juga bilang untuk segmen UMKM yang sedang lesu adalah untuk sektor jasa dan ritel yang penyebabnya kurang lebih sama, yaitu menurunnya daya beli masyarakat selama periode yang ditinjau.
“Bank Banten telah merumuskan strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengurangi potensi peningkatan kredit bermasalah dan mengelola NPL secara efektif,” ujarnya.
Baca Juga: Strategi Sejumlah Bank Digital Tekan Laju Kenaikan Risiko Kredit Bermasalah Adapun, beberapa strategi yang dilakukan antara lain perbaikan analisi kredit, pengembangan early warning system, serta percepatan penyelesaian kredit bermasalah. Tak hanya itu, ia bilang Bank Banten juga akan melakukan diversifikasi portofolio.
“Untuk meminimalisir risiko sektoral, Bank Banten melakukan diversifikasi portofolio kredit dengan memperluar segmen debitur yang digarap,” tandasnya.
Selanjutnya: Benyamin S Award: Jurus Pramono Anung-Rano Karno untuk Menjadikan Jakarta Kota Global
Menarik Dibaca: Apa Saja Jenis Makanan Tinggi Purin? Penderita Asam Urat Hindari Makanan Ini, ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News