Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tak terduga, kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melonjak signifikan di tengah pemulihan ekonomi yang masih tertatih-tatih. Penyaluran kredit UMKM pada Februari 2017 tercatat sebesar Rp 946,3 triliun atau tumbuh 29,8% secara tahunan (year on year/yoy).
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 8,5%. Secara rinci, kredit menengah tumbuh paling tinggi atau sebesar 50,3% menjadi Rp 520,3 triliun. Pencapaian pertumbuhan kredit menengah ini meningkat hampir sepuluh kali lipat ketimbang Januari 2017 yang hanya meningkat 5,7%.
Sementara itu, kredit usaha kecil naik 16,8% menjadi sebesar Rp 249,3 triliun per Februari 2017. Sedangkan, kredit mikro hanya tumbuh 4,3% menjadi Rp 176,7 triliun di Februari 2017, melambat dari realisasi pertumbuhan sebesar 9,3% di bulan sebelumnya.
Direktur Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia (BI) Yunita Resmi Sari menyebut, kenaikan pesat kredit UMKM dialami bank kakap atau kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV. Tapi, "Masih ada beberapa bank yang belum memenuhi target rasio kredit sebesar 10% di akhir 2016,. Kami melihat tren kredit UMKM tahun ini akan cukup tinggi mengingat bank harus mengejar rasio 15% kredit UMKM di akhir tahun," jelasnya kepada KONTAN, Senin (3/4).
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu bank yang menikmati pertumbuhan tinggi kredit UMKM. Direktur UMKM BRI Mohammad Irfan memprediksi, kredit UKM tumbuh lebih tinggi ketimbang kredit mikro di tahun ini. Sebab, ada banyak pengusaha mikro dan kecil yang naik kelas ke UKM.
Sementara, kredit mikro masih bertopang pada realisasi kredit usaha rakyat (KUR). Per Februari 2017 kredit UMKM BRI telah tumbuh sebesar 16%.
Sementara PT Bank Bukopin Tbk optimistis bisa mencapai target pertumbuhan 12% di semester I. Tapi, Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengakui, saat ini penyaluran kredit UMKM masih tumbuh satu digit alias di bawah 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News