Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) serius menggarap segmen bisnis remitansi. Pasalnya, bisnis ini diproyeksi bisa menjadi sumber dana murah yang cukup besar bagi bank ke depan.
Henry Panjaitan, GM Internasional BNI bilang sampai akhir 2018 ini ditargetkan dana pihak ketiga dari bisnis remitansi bisa mencapai Rp 7,5 triliun atau tumbuh 25% secara tahunan atau year on year (yoy).
"Sampai akhir 2017 lalu, realisasi bisnis remitansi kami mencapai Rp 5 triliun sampai Rp 6 triliun," kata Henry dalam diskusi dengan wartawan, Kamis (8/3).
Dana murah dari bisnis remitansi ini mayoritas disumbang dari dua negara yaitu Arab Saudi dan Malaysia. Dua negara ini menyumbang 65% terhadap total bisnis remitansi Bank BNI.
BNI melihat potensi bisnis remitansi ini masih cukup besar. Hal ini karena dari total pekerja Indonesia di luar negeri sebanyak 3,5 juta orang, hanya 14% yang bisa dilayani oleh perbankan.
Untuk meningkatkan bisnis remitansi bank berkode BBNI akan mengoptimalkan channel digital dengan melalui aplikasi BNI mobile remitansi.
Aplikasi mobile ini akan diluncurkan pada 11 Maret 2018 mendatang di Singapura. Selain ingin menjangkau pasar Singapura, BNI ingin lebih menjangkau bisnis remitansi diseluruh negara ASEAN di tahun ini.
Terkait aplikasi ini, BNI menggandeng fintech lokal dan jaringan lokal Singpost.
Saat ini sebagai gambaran, BNI merupakan salah satu pemain utama bisnis remitansi dari sisi bank. Pesaing bisnis remitansi BNI justru datang dari pemain non bank seperti Western Union dan Money Gram.
Agar lebih bisa bersing dengan perusahaan remitansi lain, BNI akan memasang harga lebih rendah. Saat ini biaya kirim lewat BNI remitansi sebesar SGD 7,5-8, dengan adanya aplikasi ini diharapkan bisa kirim bisa lebih rendah yaitu sebesar SDG 5.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News