Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) pada tahun 2024 akan fokus ke berbagai sektor demi menjaga tingkat pertumbuhan kredit di kisaran 9%-10%.
Chief Strategy Officer Danamon Reza Iskandar Sardjono merinci sejumlah sektor potensial yang akan disasar tahun ini guna menjaga tingkat pertumbuhan kredit double digit.
"Danamon akan terus menjaga penyaluran kreditnya yang terdiversifikasi dengan baik ke berbagai sektor, termasuk sektor Trading, Household, Manufaktur, dan sektor potensial lainnya," kata dia kepada Kontan belum lama ini.
Baca Juga: Danamon dan MUIP Kucurkan Investasi US$ 100 Juta untuk Danai 15 Startup Sampai 2028
Di sisi lain, meski sejumlah bank telah menaikkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) di awal tahun 2024, namun perseroan menilai akan terus mengkaji tingkat SBDK secara berkala, demi memberikan berbagai solusi keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai segmen Nasabah,
"Setiap produk pinjaman mempunyai suku bunga yang disesuaikan dengan tingkat risikonya. Ke depannya, Danamon akan terus mengelola agar suku bunga kredit yang ditawarkan sesuai dengan acuan yang berlaku dari Regulator dan tetap kompetitif bagi Nasabah," kata Reza.
Asal tahu saja sepanjang tahun 2023 lalu, Danamon mencatatkan kinerja yang ciamik menutup tahun buku 2023, dengan perolehan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 3,5 triliun, meningkat 6% secara tahunan (year on year/YoY).
Perolehan laba bersih tersebut sejalan dengan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) yang berhasil tumbuh sebesar 20 bps secara tahunan menjadi 8,2% meskipun tingkat suku bunga lebih tinggi.
Baca Juga: Bank Danamon (BDMN) Putuskan Bagikan Dividen Rp 125,48 Per Saham
Kinerja bisnis Danamon yang ciamik tidak terlepas dari pertumbuhan kredit yang tumbuh 19% YoY pada tahun 2023, di mana Danamon telah menyalurkan kredit dan Trade Finance mencapai Rp 174,9 triliun.
Dari sisi pendanaan, Danamon juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10% YoY mencapai Rp144 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News